
WPdotCOM, Jakarta – South East Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) melalui unit teknisnya, SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) menggelar pelatihan dalam jaringan (daring) yang sama untuk guru bahasa di negara anggota SEAMEO di tahun 2021 ini.
Pelatihan yang digelar oleh SEAMEO, sebuah organisasi perkumpulan Menteri Pendidikan di Asia Tenggara di mana Indonesia merupakan salah satu anggota aktif ini, dilakukan dengan penambahan area kompetensi bahasa Spanyol dan Portugis.
Pelaksana tugas (Plt.) Kepala Biro Hubungan Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Hendarman, dalam sambutannya mewakili Plt Sekretaris Jenderal Kemdikbud menyampaikan, kegiatan ini selaras dengan kebijakan pengembangan pendidikan.
Kebijakan yang menjadi agenda prioritas ketiga dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Indonesia (RPJMN) 2020-2024 ini berisi tentang pengembangan kualifikasi dan kompetensi sumber daya manusia.
“Melalui kompetensi bahasa asing yang baik/tinggi, guru juga akan meningkatkan kompetensi profesionalnya, terutama dalam penguasaan bahan ajar yang mendalam sehingga mampu menyampaikan materi ajar dengan lebih baik,” ucap Hendarman ketika membuka kegiatan tersebut secara virtual di hadapan guru peserta pelatihan yang berasal dari 8 (delapan) negara anggota SEAMEO, Senin (5/4).
Sejalan dengan pernyataan tersebut, di antara negara anggota, Indonesia memiliki peranan tidak hanya dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, namun turut berperan aktif dalam mendukung pencapaian area prioritas target SEAMEO khususnya revitalisasi pengajaran.
“Melalui pelatihan yang digelar oleh SEAQIL Indonesia turut serta mendukung pengembangan kualitas guru bahasa di kelompok negara anggota SEAMEO”, imbuhnya.
Acara pembukaan pelatihan daring guru bahasa tersebut juga disertai web seminar yang membahas bagaimana pemanfaatan teknologi selama pandemi ini dalam memperkuat strategi pengajaran dan pembelajaran bahasa. Dengan tiga pembicara kunci, yaitu: 1) Ethel Agnes P. Valenzuela (Direktur Sekretariat SEAMEO); 2) Patrick Logé (Pendiri Altissia); dan 3) Daniel Arie Widhiatama (Dosen Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY)), web seminar ini digelar untuk membahas bagaimana menciptakan proses belajar yang bermakna.
