WPdotCOM, Semarang – Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama RI, melalui Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, menyusun modul Sains dan Literasi bagi guru Madrasah Ibtidaiyah (MI).
Kegiatan penyusunan berlangsung selama empat hari, 7-10 April di Semarang, Jawa Tengah. Direktur GTK Madrasah, Muhammad Zain mengatakan, penyusunan modul harus dapat menyentuh tiga ranah: hand (tangan), head (kepala, daya berfikir), dan heart (hati).
“Orang-orang yang berfikir logis berdasarkan sains, memiliki kemampuan daya nalar yang kuat itu penting, tetapi jangan lupa estetika, seni. Seni itu juga penting,” ujar Zain via aplikasi zoom, di Semarang, Rabu (7/4).
Dikatakan Zain, kegiatan penyusunan modul sains dan literasi harus disajikan sebagai bahan perangkat modul yang holistik, yaitu modul yang dapat menyentuh beberapa macam intelegensi yang dimilki oleh anak didik. Menurutnya, setiap orang memiliki kecerdasan masing-masing.
Jika anak-anak didik kita memiliki kemampuan dan kecerdasan dengan bidang tertentu, lanjut Zain, maka hal tersebut perlu mendapat perhatian dan pengembangan. Karena anak dilahirkan, sebagai mahluk yang cerdas multi intelegency.
“Konten modul disusun secara holistik, menyeluruh, dengan memperhatikan kecerdasan literasi, numerasi, sains, serta kecerdasan spiritual dan sosial,” kata Zain.
Kasubdit Bina Guru RA, Siti Sakdiyah, menambahkan, disusunnya modul literasi dan sains ini menjadi sumber belajar dalam implementasi program Pengembangan Keprofesionalan Berkelanjutan (PKB) bagi guru MI.
Menurutnya, modul yang sedang disusun akan menjadi acuan dalam meningkatkan kompetensi literasi dasar bagi guru Madrasah Ibtidaiyah.
“Guru akan semakin inovatif, kreatif, dan adaptif menggunakan modul tersebut untuk pengembangan model pembelajaran di kelas,” ujar Sakdiyah.
Penyusunan modul sains dan literasi ini melibatkan para pakar sains dan literasi dari unsur dosen, guru, pengawas dan pegiat literasi. (*/kemenag)