Ditjen Diksi Sosialisasikan Pendampingan SMK Pusat Keunggulan oleh Perguruan Tinggi

Berita Nasional209 Dilihat

WPdotCOM, Jakarta – Jelang pelaksanaan Sekolah Menengah Kejuruan-Pusat Keunggulan (SMK PK) tahun 2021, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi (Ditjen Diksi) terus lakukan berbagai persiapan.

Salah satunya melalui “Sosialisasi Pelaksanaan Pendampingan Perguruan Tinggi pada Program SMK Pusat Keunggulan Tahun 2021”. Pada kesempatan tersebut, Direktur  Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto, menyampaikan pentingnya sumber daya manusia (SDM) lulusan vokasi yang harus sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) hingga menghasilkan SDM yang kompeten.

Wikan menekankan, selain ijazah, lulusan pendidikan vokasi juga dibekali dengan sertifikasi kompetensi dan bahasa Inggris. “Saya kompeten adalah ‘aku bisa ini, bukan aku sudah belajar ini’. Selain hard skills, kompeten juga mencakup soft skills dan karakter,” tuturnya.

Adapun menyoal proses pembelajaran sendiri, Wikan melanjutkan, tentu tidak terlepas dari program “link and match” yang memuat paket 8+i yang tidak hanya sekadar MoU. Program yang didorong tersebut mencakup penyelarasan kurikulum satuan pendidikan vokasi dengan industri, pengembangan soft skills dengan project base learning, guru tamu dari industri mengajar di satuan pendidikan vokasi (minimal 50 jam per semester per prodi).

Selain itu, magang minimal satu semester, penerbitan sertifikasi kompetensi, pendidikan dan pelatihan pengajar pendidikan vokasi di industri, riset terapan yang menghasilkan produk untuk masyarakat, serta komitmen serapan lulusan oleh dunia usaha dan industri (DUDI).

“Sedangkan +i merupakan bantuan, beasiswa maupun ikatan dinas yang diberikan oleh DUDI,” ucapnya.

Wikan menambahkan, lulusan peserta didik vokasi juga disiapkan menjadi “BMW” yakni bekerja, melanjutkan pendidikan, dan wirausaha. “Jadi lulusan SMK itu menjadi tukang adalah “salah kaprah”, melainkan turut menjadi ahli di bidangnya,” ujarnya.

Karenanya, Wikan pun mengharapkan agar perguruan tinggi vokasi dapat menjadi pendamping SMK guna memberikan rekomendasi dan masukan terkait peningkatan kualitas sekolah. “Ke depan, apabila ‘kakak-adik’ ini bersatu, nantinya bisa dikembangkan SMK D2 fast track,” kata Wikan.

Dari kerja sama inilah akan dihasilkan produk yang berasal dari riset terapan bersama. Contohnya adalah produk Genose yang dihasilkan bersama oleh pendidikan vokasi di UGM, SMK, dan industri. “Jangan sampai produk yang dihasilkan tidak terpakai oleh masyarakat,” jelas Wikan.

Blibli.com
Blibli.com