Lebih Dekat Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Keerom Papua

Berita Daerah192 Dilihat

WPdotCOM, Keerom –Bersama ibu Cut N. Ummu Athiyah, Widyaiswara Utama, ditugaskan Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama untuk datang ke Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) yang ada di daerah Papua, tepatnya di Kabupaten Keerom.

Tugas ini adalah tindak lanjut dari program pelatihan yang sudah dibuat Pusdiklat Teknis tentang Inovasi Madrasah, yang diikuti perwakilan MIN dari berbagai provinsi di Indonesia, sebuah program pelatihan yang dirancang untuk membantu stakeholder madrasah bergerak maju lebih cepat.

MIN Keerom yang saya datangi ini adalah satu dari tiga MIN yang ada di provinsi Papua. Dua lainnya adalah MIN Kota Jayapura (KOYA), dan MIN Manokwari. MIN Keerom ini terletak di Distrik Arso IV Skanto Kabupaten Keerom.

Untuk sampai di MIN Keerom ini, kami harus melakukan perjalanan lumayan panjang, sekitar dua jam dari Kota Jayapura. Mulanya kami melewati jalan besar, jembatan merah yang menghubungkan Distrik Holtekam dengan Distrik Hamadi, lalu kami melewati sedikit perbukitan, dan sebagian jalan kecil tak beraspal.

Saat kami datang, para guru sudah berdiri berjejer menyambut kami. Di depan gapura juga terpasang baliho selamat datang untuk Ibu Cut N. Ummu Athiyah, Widyaiswara Pusdiklat Tenaga Teknis.

“Wah kok pakai disambut segala sih, Pak,” bisik saya pada Kepala Seksi Pendidikan dan Bimas Islam Kamal yang menemani perjalanan kami dari Kota Jayapura ke Keerom ini.

“Itu sudah biasa, Pak. Sudah tradisi,” sahut alumni pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur ini.

Ternyata menuru Kamal, tradisi penyambutan ini tak hanya dilakukan para guru kepada tamu saja, tapi juga kepada murid-muridnya. Hal ini pun diaminkan Kepala MIN Keerom Arsyad Welemuli. Ia menceritakan, bahwa setiap pagi semua guru terbiasa menyambut kedatangan murid-murid di MIN Keerom.

Setiap hari semua guru di MIN sudah datang jam 06.30 WIT.Mereka berdiri berjajar, menyalami satu persatu siswa-siswi yang datang sebelum mereka memulai pembelajaran di kelas pada jam 07.00 WIT. “Ini adalah cara kami melakukan pembiasaan baik kepada para murid sebelum mereka memulai pembelajaran di dalam kelas. Ini hal sederhana dan mudah, tapi bisa membantu membentuk karakter siswa,” tuturnya.

Arsyad bercerita, bahwa berdiri menyambut siapapun yang datang sudah menjadi kebiasaan. “Karena ini sudah menjadi kebiasaan kami, maka siapapun yang datang ke MIN ini pasti kita sambut sesuai dengan kebiasaan kami,” tambahnya.

Blibli.com
Blibli.com