WPdotCOM, Canberra – Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar Republik Indonesia di Canberra, Mukhamad Najib, mendorong penguatan pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia.
Untuk memperkuat hal tersebut, Atdikbud RI menggandeng perusahaan penerbitan menyediakan bahan ajar berkualitas dalam bentuk buku digital bagi guru-guru Bahasa Indonesia.
Dituturkan Atdikbud Najib, perpustakaan digital ini berisi buku-buku berbahasa Indonesia yang dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi guru maupun siswa-siswa yang belajar bahasa Indonesia.
Najib mengatakan bahwa kerja sama dengan perusahaan penerbitan sangat strategis untuk memperkuat dan meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di Australia.
“Karena salah satu kunci sukses pembelajaran bahasa adalah tersedianya bahan bacaan yang berkualitas,” tutur Najib.
Najib meyakini, dengan adanya perpustakaan pintar, guru maupun siswa dari berbagai kota yang ada di Australia dapat membaca buku berbahasa Indonesia tanpa harus datang ke lokasi tertentu. Najib juga menjelaskan bahwa perpustakaan pintar sebenarnya sudah disediakan bagi guru Bahasa Indonesia di Australia sejak 2021.
“Namun penggunaannya belum terlalu optimal dikarenakan stok buku yang ada masih terbatas. Melihat minat para guru yang cukup tinggi, maka kita berkomitmen untuk meningkatkan jumlah buku dan ragam judulnya, sehingga dapat digunakan oleh lebih banyak tingkatan pemelajar Bahasa Indonesia di Australia,” jelas Najib.
Najib berharap kehadiran perpustakaan pintar dapat mempermudah para guru memperoleh bahan bacaan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
“Nantinya para guru Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia yang berminat akan diberikan akun untuk bisa mengakses aplikasi perpustakaan pintar. Mereka bisa membaca buku-buku yang tersedia melalui berbagai perangkat yang mereka miliki seperti smart phone, tablet maupun komputer, sehingga mereka bisa membaca buku di mana saja,” jelas Najib.
Sementara itu Konjen Vedi Kurnia Buana, dalam sambutannya, menyampaikan bahwa masyarakat Australia adalah pemelajar Bahasa Indonesia terbanyak yang ada di luar Indonesia. Meski begitu, sambungnya, jumlah pemelajar Bahasa Indonesia di Australia dari tahun-ketahuan mengalami penurunan.
“Beberapa tahun terakhir ini daya tarik bahasa Indonesia semakin menurun. Saya berharap keberadaan Smart Library ini bisa meningkatkan kembali minat siswa Australia untuk belajar bahasa Indonesia,” tutur Vedi.
Acara penandatangan perjanjian kerja sama diikuti dengan uji coba penggunaan smart library, dari mulai tahap mendaftar sampai tata cara meminjam buku.
Aplikasi dapat diunduh dengan mudah melalui perangkat android maupun iOS untuk bisa membaca melalui smartphone atau tablet. Sementara untuk membaca melalui komputer cukup dengan membuka website e-perpus yang merupakan aplikasi perpustakaan online digital Gramedia. (SP)