Jakarta –Beberapa waktu belakangan fenomena solstis kerap menjadi perbincangan di media sosial, bahkan hingga viral akibat munculnya hoaks terkait fenomena ini.
Fenomena solstis termasuk fenomena langit tahunan. Melansir situs resmi Pusat Sains Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena solstis adalah fenomena langit yang terjadi ketika matahari melintasi garis balik utara maupun garis balik selatan.
Saat fenomena solstis terjadi maka yang terjadi adalah matahari terletak paling utara maupun paling selatan pada saat tengah hari. Selain itu, akan terjadi durasi panjang siang hari lebih lama dibanding durasi panjang malam hari pada di belahan bumi bagian utara atau bagian selatan. Tergantung periode fenomena solstis ini terjadi.
Periode fenomena solstis terjadi dua kali dalam setahun, yakni pada bulan Juni dan Desember. Sehingga fenomena solstis ini dibagi menjadi dua berdasarkan periode terjadinya yaitu solstis Juni dan solstis Desember.
Fenomena solstis Juni adalah fenomena ketika matahari terletak paling utara pada saat tengah hari. Pada saat solstis Juni terjadi berarti panjang siang hari lebih lama dibanding panjang malam hari di belahan bumi bagian utara, begitu pula sebaliknya.