Untuk itu, Karding mendorong agar proses birokrasi di Indonesia dapat memudahkan peneliti mendapatkan dana riset dan melaksanakan penelitian dengan kualitas baik.
“Kami mendorong Pemerintah untuk memberikan peningkatan anggaran untuk riset dan pengembangan dengan angka yang sesuai, agar dapat bersaing dengan negara-negara maju. Sehingga ilmuwan semangat melakukan penelitian yang berkualitas,” ucapnya.
Adapun 9 periset BRIN yang masuk daftar Ilmuwan Top 2% Dunia versi Stanford itu adalah:
- Prof. DR. Danny Hilman Natawidjaja, adalah peneliti ahli utama BRIN di bidang riset kebencanaan.
2. Dr. Ratih Pangestuti, adalah peneliti ahli utama BRIN di bidang teknologi dan proses pangan.
3. Prof. Muhammad Reza Cordova, adalah peneliti ahli utama BRIN di bidang Oseanografi.
4. Dr. rer. nat. Andri Frediansyah, adalah peneliti ahli utama BRIN di bidang teknologi dan proses pangan.
5. Prof. Ahmad Najib Burhani, adalah profesor riset, peneliti ahli utama sekaligus kepala organisasi riset Ilmu Pengetahuan Sosial Humaniora BRIN.
6. Rezzy Eko Caraka, S.SI., M.Sc(RE)., Ph.D., adalah peneliti ahli muda pusat riset sains data dan informasi BRIN.
7. dr. Zulvikar Syambani Ulhak, Ph.D., adalah peneliti ahli muda, pusat riset kedokteran preklinis dan klinis BRIN.
8. Muhammad Adly Rahandi Lubis, S.Hut., Ph.D., adalah peneliti ahli utama pusat riset Biomassa dan Bioproduk BRIN.
9. Dr. Agung Dwi Laksono, adalah peneliti utama BRIN di bidang pusat riet kesehatan masyarakat.
(dpr)