WPdotCOM — Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Tugas seorang guru adalah mencerdaskan anak bangsa. Figur guru Indonesia tidak hanya rajin membaca, mengajarkan ilmu yang dibaca, namun juga harus tajam mengasah pikiran untuk dituangkan dalam kata demi kata. Sehingga guru pun, diharapkan mampu menulis agar segala bentuk ide dan kreatifitas bisa tertuang dalam bentuk tulisan.
Terlihat ini seperti tuntutan yang berlebihan. Beban mengajar sudah tinggi, belum lagi mendidik moral muridnya, di rumah pun harus menjalankan tugas rutin. Mengapa harus ditambah beban menulis. Pada satu sisi terlihat berat, namun jika kita ingin melihat jauh ke depan, ini menyangkut masa depan bangsa beberapa tahun yang akan datang.
Hubungannya adalah, jika guru memiliki kemampuan menulis yang baik, kemudian menularkan kepada siswa, tentu akan lahir anak-anak muda berbakat yang di tangan mereka yang menentukan nasib bangsa yang juga akan mempengaruhi kehidupan guru di hari tua. Jadi sebenarnya melatih diri untuk terampil menulis, adalah bentuk investasi di hari tua.
Manfaat menulis di antaranya adalah mendorong untuk banyak membaca. Tingkat pengetahuan, kapasitas dan wawasan seseorang salah satunya ditentukan oleh apa yang dibaca. Juga menulis bagi seorang guru dapat memotivasi siswa. Kebiasaan yang baik akan menular dengan cepat dari seorang guru kepada muridnya sehingga akan melahirkan karya yang inspiratif.
Dan yang paling penting dari kebiasaan guru menulis adalah mengangkat harkat dan martabat bangsa. Bayangkan jika semua guru di Indonesia gemar menulis dan berlomba menghasilkan karya tulisan, alangkah hebatnya Negara kita ini. Menjadi role models bagi anak didiknya adalah sesuatu hal yang membanggakan. Menginspirasi generasi berilmu dan kreatif inovatif.
Penulis: Sri Astutik, S.Pd (Guru SD Negeri Kasin Kota Malang)
