
WPdotCOM – Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pendewasaan manusia menjadi manusia seutuhnya. Yakni manusia yang memiliki kesempurnaan pada seluruh dimensi kehidupan, baik secara fisik, psikis, mental, spiritual maupun religius.
Guna mewujudkan tujuan itu, Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti memiliki peran strategis. Terlebih dalam konteks pembangunan manusia Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, sebagaimana amanat Undang-Undang, pendidikan agama di sekolah menjadi salah satu upaya pendewasaan manusia pada dimensi spiritual-religius.
Hal itu merujuk pada QS. Al-Hadid (57) ayat 22 sebagai berikut:
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.”
Semua kejadian yang ada di alam ini bukanlah merupakan suatu kebetulan (ketepa’an, bhs. Jawa). Melainkan sudah menjadi garis ketentuan Allah SWT Sang Pencipta alam semesta. Sebagai umat yang beriman, tinggal mengimani dan meyakininya apa yang telah terjadi.
Namun juga tidak boleh pasrah begitu saja. Mengapa demikian? Karena menciptakan sesuatu itu saling ada keterkaitannya.
Misalnya saja, kita diperintahkan melaksanakan sholat. Kalau diperhatiakan, sholat itu di samping perintah yang wajib dikerjakan, yang di dalamnya berisi kalimat doa, pujian, penghormatan, pengabdian, akan tetapi juga ada gerakan tubuhnya. Nah, gerakan sholat inilah jika kita laksanakan penuh dengan khidmat dan ketenangan, juga menjadikan sebuah gerakan olahraga yang menjadikan pelakunya sehat secara jasmani juga rohani.
Selama masa pandemi Covid-19 yang mewabah sejak bulan Maret 2020 lalu, banyak terjadi perubahan dalam berbagai sektor, terlebih dalam hal pendidikan khususnya pembelajaran. Bagi guru PAI, hal ini merupakan fenomena alam yang tidak lepas dari ketentuan Allah SWT Sang Pencipta jagad raya ini.
Berawal dari pembelajaran dengan menggunakan Google Form, ini merupakan pembelajaran yang disampaikan kepada siswa. Meskipun masih pertama kali mempelajarinya, dan merupakan tuntutan dan kebutuhan dalam menyampaikan materi, dengan perlahan akhirnya mampu menguasai program tersebut walau belum sesempurna mungkin.
Kemudian pembelajaran berkembang dengan menggunakan Google Classroom. Di permulaan juga masih dalam tahap mempelajari sambil menyampaikan materi melalui program tersebut. Seiring dengan perjalanan yang setiap hari dijalani, akhirnya mampu menguasai program tersebut.
Kemudian masih dikembangkan lagi yaitu pembelajaran melalui Google Meet, sebagai media untuk bisa saling bertemu dan menyapa antara guru dan siswa. Alhamdulillah ketiga media tersebut perlahan-lahan dipahami dan dilakukan dalam pembelajaran.
Selaku guru PAI, penulis juga mempunyai peran dan andil yang sangat penting dalam hal keaktifan peribadatan siswa, khususnya sholat wajib. Tentunya hal tersebut tidaklah mungkin berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan seluruh civitas akademika sekolah, baik secara struktural sekolah maupun kultural pembiasaan. Sebenarnya semua guru adalah guru agama bagi semua siswanya secara amaliyah, kegiatan peribadatan ataupun teladan yang baik.
Dalam hal pendampingan ibadah khususnya pelaksanaan sholat, sebelum pandemi pelaksanaannya dilakukan di sekolah (masjid sekolah) dengan pengawasan melalui observasi lapangan maupun presensi keaktifan siswa yang dikawal terus oleh walikelas masing-masing siswa. Namun dengan adanya pandemi ini, dikarenakan pelaksanaan pembelajaran secara daring, maka kegiatan ibadah siswa (sholat) dilaksanakan di rumah masing-masing siswa.
Sebagai pengontrol keaktifan siswa, dibuatkannya aplikasi presensi keaktifan sholat siswa melalui Google Form. Nantinya rekapan dari aplikasi tersebut dijadikan sebagia laporan pembiasaan ibadah siswa kepada sekolah maupun orang tua siswa secara periodik.
Sebagai tambahan wawawan,menurut bahasa sholat adalah berdoa secara umum. Sedangkan menurut istilah, sholat adalah melaksanakan ibadah yang diawali dengan takbirotul ihrom (takbir pertama) dan diahhiri dengan salam. Di antara takbir dan salam, di samping ada bebrapa gerakan seperti berdiri, rukuk, i’tidal, sujud dan duduk, juga terdapat bermacam-macam bacaan kalimat yang mengandung doa, penghormatan, pujian terhadap Allah SWT, tasbih, tahlil, takbir, syahadat, sholawat, dan istighfar.
Jadi, pada hakikatnya orang yang sudah mengerjakan sholat, sesungguhnya dia telah berdoa.
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Penulis: Ali Muchsin (Guru SMA Negeri 3 Kota Batu)
