WPdotCOM, Jakarta — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya menyesuaikan metode pembelajaran agar sesuai dengan perkembangan zaman, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi informasi.
Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gogot Suharwoto mengatakan, peserta didik harus diberikan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya.
“Kita harus berinovasi memilih teknologi yang sesuai dengan pembelajaran. Yang tadinya guru memerintah (teacher center), sekarang student center. Pembelajaran konstruktif untuk mendapatkan feed back dari anak, sehingga kita bisa memperoleh pengetahuan juga dari anak didik,” kata Gogot saat membuka Indonesia Edutech Expo 2020 di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis lalu.
Indonesia Edutech Expo 2020 diselenggarakan pada Kamis dan Jumat, 6-7 Februari 2020. Acara tersebut digelar sebagai upaya untuk memperluas wawasan masyarakat di dunia pendidikan, terutama terkait perkembangan teknologi.
Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional Ilham Habibie sebagai keynote speaker dan beberapa pakar yang kompeten di bidang teknologi informasi.
Ilham Habibie memberikan analisanya terkait tren pembelajaran yang akan terus dipengaruhi oleh teknologi informasi. Ia berkeyakinan, metode yang sesuai dengan perkembangan teknologi akan menarik minat siswa dalam proses pembelajaran.
“Tren belajar ke depan adalah teknologi dijadikan alat untuk meng-encourage siswa sehingga muncul motivasi dan semangat belajarnya,” katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, kurikulum yang sukses adalah metode pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan project base learning. Di sini, guru tidak hanya sebagai penyedia, namun juga membantu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
“Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar terapan dan diskusi dengan sesama siswa. Metode belajar yang mengedepankan relevansi antara aspek teori dan praktek akan lebih melekat,” jelasnya.
Perwakilan dari Microsoft, Benny Kusuma yang memberikan paparan tentang Teknologi dalam Dunia Pendidikan menambahkan, metode pembelajaran yang menarik, akan menambah alasan anak-anak datang ke sekolah.
“Jangan buat teknologi jika membuat anak-anak tidak semangat belajar karena hasil akhir pembelajaran adalah buat anak-anak itu sendiri,” pesan Benny.
Berbagai rangkaian kegiatan mulai dari pameran, seminar, talkshow, hingga lokakarya di bidang pendidikan akan disajikan kepada masyarakat secara gratis, tanpa dipungut biaya apapun.
Rangkaian acara yang akan membahas tuntas terkait perkembangan teknologi pembelajaran ini terbuka untuk umum baik dari dalam dan luar Jabodetabek. Seminar pendidikan “Pendidikan Indonesia di Era Teknologi”, pada Kamis, 6 Februari 2020, turut mengundang Dr. Ing. Ilham A Habibie, M.B.A, Ketua Dewan TIK Nasional serta Gogot Suharwoto, Ph.D, Kepala Pusdatin sebagai pembicara kunci. Selain itu akan ada diskusi menarik yang melibatkan para perusahaan teknologi, khususnya yang bergerak di bidang Pendidikan terkait inovasi dan terobosan dunia industri untuk mendukung efektivitas pembelajaran.
Rangkaian acara berikutnya, lokakarya “Menjadi Kreator Edukonten di Era Digital” berupaya untuk menumbuhkan bibit-bibit kreator konten di masyarakat khususnya konten yang bersifat edukatif. Kegiatan yang dilaksanakan pada Jum’at, 7 Februari 2020 ini akan turut menghadirkan YouTube Indonesia, Kanal Kok Bisa, Duta Rumah Belajar, Intel Indonesia dan masih banyak lagi. Selain itu, adanya kesadaran diperlukannya perubahan pola pembelajaran dan peran guru di era generasi milenial.
Pusdatin Kemendikbud juga menyelenggarakan acara talkshow atau bincang-bincang “Belajar di Era Milenial dengan Rumah Belajar”. Diskusi ringan namun mendidik ini akan diselenggarakan pada Minggu, 9 Februari 2020 dengan menghadirkan Hasan Chabibie dari Pusdatin Kemendikbud, Komunitas Semua Guru Semua Murid, Duta Rumah Belajar Provinsi Jawa Tengah, dan public figure Angga Aldi Yunanda.
Selain itu, Indonesia Edutech Expo 2020 juga menyelenggarakan beragam acara hasil kolaborasi Pendidikan Prov. DKI Jakarta, Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, Asosiasi Pengusaha TIK Nasional (APTIKNAS), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) dan Asosiasi Dosen Indonesia (ADI).
Pengunjung juga dapat menikmati pameran pendidikan dari berbagai instansi baik dari universitas, penyedia aplikasi belajar, dan perangkat keras. Pameran ini diadakan sebagai barometer tentang perkembangan produk teknologi pendidikan di Indonesia, sekaligus referensi bagi pemangku kepenting bidang pendidikan dalam menentukan kebijakan pemenuhan sarana prasarana sekolah dan meningkatkan kualitas belajar mengajar yang menyenangkan bagi peserta didik. (SP)