WPdotCOM, Malang – Mengapa sangat jarang pemberitaan dari satuan pendidikan? Padahal, banyak kegiatan sekolah yang pantas dijadikan berita pendidikan.
Biasanya, selain muncul dalam pemberitaan media-media mainstream karena kepala sekolah mengundang wartawan untuk meliput kegiatannya, berita sekolah juga muncul di laman resmi dinas pendidikan setempat. Tapi kuantitasnya tidak berbanding lurus dengan keberadaan sekolah yang sangat banyak ragam kegiatannya. Berapa persen jumlah berita dibandingkan jumlah sekolah?
Pertanyaan-pertanyaan itu muncul dalam diskusi yang digelar Pusat Pengkajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (P3SDM) Melati, di Malang beberapa hari lalu.
Menanggapi hal itu, pimpinan P3SDM Melati Nova Indra mengatakan, selayaknya masing-masing sekolah memiliki 1 orang personil yang diamanahi untuk membuat rilis berita setiap kegiatan. Rilis itu bisa dikirimkan kepada redaksi media pendidikan, baik lokal maupun nasional.
“Sangat disayangkan, berita-berita kegiatan sekolah sangat minim dalam pemberitaan media. Namun hal itu bersumber dari kurangnya informasi kepada pihak media. Para wartawan yang bekerja di media lokal maupun nasional, tentu saja tidak dapat serta-merta datang meliput kegiatan tanpa informasi sebelumnya. Sebaiknya, setiap sekolah memiliki personil kehumasan untuk memblow-up setiap kegiatan melalui rilis berita,” ujar Nova yang juga aktif di dunia jurnalistik sejak muda itu.
Lebih jauh penulis buku Langkah Mudah Menjadi Penulis itu menjelaskan, keterampilan menulis berita sangat penting dimiliki oleh para pendidik, karena dengan demikian akan dapat memberikan informasi secara lebih tepat kepada khalayak.
“Sejak lama, berkembang jenis kepewartaan yang disebut dengan citizen jounalist. Setiap orang, apalagi guru dan sekolah, dapat melakukan pemberitaan kegiatan sekolahnya melalui media. Jadi ini semestinya dimanfaatkan oleh penyelenggara satuan pendidikan di maapun di pelosok Nusantara,” imbuhnya.
Saat ini, kata Nova lagi, untuk memunculkan tenaga-tenaga terampil di bidang kepewartaan tersebut, pihaknya melalui unit kerja Sekolah Indonesia Menulis, menyelenggarakan kegiatan Workshop Kehumasan Satuan Pendidikan. Dalam kegiatan itu, akan terbentuk tenaga terampil di masing-masing sekolah untuk menyusun rilis berita.
“Kita memiliki wadah untuk publikasi berita pendidikan. Melalui media massa online Warta Pendidikan, kita intens membantu publikasi kegiatan sekolah. Bukan hanya pemberitaan dari kementerian atau kedinasan , dan publikasi artikel guru saja,” terangnya.
Mengenai kegiatan Workshop Kehumasan Satuan Pendidikan yang ditaja lembaga yang dipimpinnya itu, Nova menyebutkan, dilakukan di setiap kota dan kabupaten. Pesertanya berasal dari personil utusan sekolah.
“Kita bimbing setiap personil utusan sekolah itu sampai mahir. Jadi mereka benar-benar mampu melakukan penyusunan rilis berita pendidikan,” tutupnya. (ist)