Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia, DIY Raih Juara Umum

Berita Nasional311 Dilihat

WPdotCOM, Bandung  – Provinsi Yogyakarta raih juara umum Kompetisi Penelitian Siswa Indonesia (KoPSI) Tahun 2020. Pada perhelatan yang dimulai sejak 2 November 2020 itu, D.I. Yogyakarta berhasil meraih 2 emas, 1 perak, 5 perunggu, dan 2 penghargaan khusus, yaitu Apresiasi Tema Termenarik dan Apresiasi Tema Terkini.

Tema KoPSI tahun ini adalah “Pemanfaatan dan Pengembangan Potensi dalam Rangka Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal”. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Paudasmen), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Jumeri mengapresiasi, dalam situasi pandemi COVID-19 ini para peserta tetap bersemangat menghasilkan karya-karya inovasi penelitian dalam pemanfaatan dan pengembangan Potensi, serta optimalisasi sumber daya lokal bagi daerahnya.

“Kalian menempatkan diri bahwa posisi peneliti menjadi amat penting dalam menemukan solusi permasalahan global yang sedang mendera. Sungguh luar biasa,” tutur Jumeri ketika menutup perhelatan KoPSI 2020 secara dalam jaringan (daring) pada Jumat (6/11) lalu.

Senada dengan itu, Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) mengatakan bahwa KoPSI tidak hanya sekadar kompetisi penelitian siswa tingkat SMA/MAN, melainkan juga sarana untuk memupuk motivasi agar para peneliti muda dari daerah bisa berkiprah lebih baik.

Sebagai salah satu rangkaian acara, KoPSI menggagas workshop “Meneliti Itu Seru” yang menghadirkan beberapa narasumber dan motivator salah satunya adalah Bapak Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

“Workshop ini bertujuan untuk memberikan semangat pantang menyerah dan wawasan penelitian, khususnya di masa pandemi bagi para finalis KoPSI yang diharapkan kedepannya menjadi peneliti muda Indonesia yang mampu menggerakkan potensi daerahnya sendiri melalui riset dan inovasi, meningkatkan nilai tambahnya sehingga daerahnya pun memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi,” jelas Asep.

Juri lomba bidang fisika terapan, dan rekayasa (FTR), Wahyu Sri Utomo mengatakan meski diselenggarakan secara daring, secara keseluruhan proses penjurian tidak menemui kendala berarti. “Berkat kerja keras panitia, penyelenggaraan lomba telah ditunjang dengan keandalan sistem jaringan yang sangat menentukan berjalannya proses penilaian,” katanya.

Penilaian juri diatur melihat aspek latar belakang (15%), rumusan masalah (20%), metode penelitian (20%),  kedalaman analisis (25%), potensi aplikasi (10%), dan kaidah penulisan (10%). Selanjutnya, terdapat dua tahapan final KoPSI yaitu pameran daring (poster) dan wawancara daring. “Ketika wawancara, kami menilai pemahaman siswa serta keterampilan mereka menyampaikan  isi penelitiannya,” ungkap Wahyu.

Blibli.com
Blibli.com