Wabah Corona, Hambat Pembangunan Kualitas Siswa

ARTIKEL ILMIAH122 Dilihat

WPdotCOM – Saat ini Indonesia diserang oleh virus yang isunya datang dari Wuhan, China. Virus yang disebut dengan Corona yang mengakibatkan penderita harus dirawat bila mengalami serangan berat ini, hingga kini belum ada vaksin untuk mencegah atau bahkan menyembuhkan.

Sebaran virus ini membuat segala aktivitas menjadi terbatas yang mengharuskan orang untuk mengikuti protokol kesehatan demi saling menjaga kesehatan diri sendiri dan orang lain. Karena tidak ada yang tahu bentuk atau dari mana datangnya virus tersebut.

Dunia pendidikan juga turut kena imbas. Sejak virus ini mewabah, membuat pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah dengan bertemu langsung antara guru dan siswa, saling bertatap muka, bercerita, berkumpul, namun berubah menjadi pembelajaran secara tatap maya.

Pembelajaran tatap maya, yaitu pembelajaran yang dilakukan secara online atau dalam jaringan di mana posisi siswa dan guru berada di rumah masing-masing. Tidak berada di satu lokasi atau ruangan.

Bila dicermati, pembelajaran daring yang terjadi mempunyai efek positif dan negatif. Efek positif dari pembelajaran daring adalah: (1) proses belajar mengajar tetap terlaksana, (2) guru dan siswa dapat menjaga kesehatan dengan berdiam diri di rumah masing-masing, tanpa harus bersinggungan dengan orang lain.

Sementara itu efek negatifnya pada umumnya adalah: (1) guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang baru yaitu pembelajaran secara daring, (2) membutuhkan jaringan internet yang mencukupi, (3) memerlukan perangkat teknologi seperti laptop maupun smartphone yang harus support dengan teknologi sekarang ini, (4) membutuhkan pendampingan orangtua pada jenjang TK, SD, maupun SMP.

Dari efek negatif tersebut, dapat diuraikan bahwa sebagai guru mempunyai kendala, dan sebagai siswa juga mempunyai kendala. Selain itu, sebagai orang tua juga mempunyai kendala dalam mendampingi anak belajar dari rumah. Sebagai guru, guru harus dapat menyiapkan materi pembelajaran secara online yang dapat membantu meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Sedangkan di sisi siswa, tidak bisa bermain bersama teman-teman sebaya, tidak kenal dengan teman jika ia tersebut baru masuk sebagai siswa di sekolah tersebut. Bahkan siswa akan merasa bosan karena terlalu lama di rumah. Selain itu siswa juga akan merasa tidak paham dengan materi atau tugas yang diberikan oleh guru melalui pembelajaran daring tersebut, karena penjelasan guru secara langsung dan secara online sangatlah berbeda.

Sebagai orang tua, pasti banyak yang merasa kesulitan dalam mendampingi anaknya belajar di rumah, karena latar belakang yang berbeda. Tidak semua orang tua mempunyai latar belakang pendidikan. Selain latar belakang pendidikan, juga kendala yang dihadapi pada sisi ekonomi keluarga. Pembelajaran daring membutuhkan jaringan internet yang digunakan dalam proses pembelajaran, dan untuk membeli kuota internet tidak semua orangtua dapat memenuhi hal tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa wabah Corona virus, sangat merugikan semua pihak. Dunia pendidikan harus merubah tatanan kurikulum yang sudah disusun sedemikian rupa. Pembelajaran daring justru membuat para orang tua keberatan dan pada sisi guru juga kesulitan dalam mengelola kelas dan penilaian.

Kita semua berharap, wabah ini segera hilang, dan kembali normal. Agar pendidikan dapat diberikan secara maksimal pada peserta didik, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berprestasi tentunya. (*)

Penulis: Oktarica Pratiwi Suryoningtyas (Pelaku Pendidikan di Kota Malang)

Blibli.com
Blibli.com