
WPdotCOM – Kesulitan guru dalam menulis, terutama dalam diri penulis sendiri, adalah karena belum pernah mendapatkan ilmu tentang menulis. Sehingga jadi bingung, tidak tahu dari mana harus memulai menulis.
Namun motivasi kepada diri sendiri terus dilakukan. Harus bisa menulis! Karna menulis ini sangat penting untuk diri sendiri dan anak cucu kelak. Apalagi dalam keluarga, tidak ada satu orang pun yang bisa menulis, dan belum ada meninggalkan sebuah kenangan tentang buku hasil tulisan keluarga.
Hari ini penulis belajar cara penulisan sebuah buku. Mudah-mudahan Allah membimbing dalam hal ini. Penulis ingin meninggalkan sebuah kenangan untuk keluarga dan orang banyak, walaupun di sisi lain banyak tugas yang harus dikerjakan dan diurus. Apalagi di saat dinas di sekolah, dengan jumlah anak yang 140 orang. Setiap anak banyak tinggkahlakunya yang harus dihadapi. Menghadapinya dengan kesabaran demi terwujudnya cita2.
Di sekolah, para siswa ada yang harus diperhatikan agak lebih, disebabkan tingkat kecerdasan anak yang berbeda-beda. Sehingga, ini juga suatu hambatan untuk menulis. Apalagi saat pandemi Covid-19 ini, anak-anak hanya bisa belajar luring, sementara belajar daring tidak bisa dilakukan karena gangguan jaringan dan banyak siswa yang tidak memiliki perangkat smartphone.
Untuk itu penulis harus turun ke rumah siswa masing-masing untuk mengajar dan memberi tugas anak. Tapi hasilnya tidaklah maksimal, karena tugas yang diberikan kepada siswa, banyak orang tua yang mengerjakan. Dalam hal ini penulis tetap juga berusaha untuk memberikan arahan kepada orang tua siswa. Namun alasan orang tua, anak tidak mau mengerjakan atau tidak mengerti.
Untuk belajar daring pun babnyak persoalan selain jaringan yang tidak bagus dan smartphone yang dimiliki siswa tidak merata. Inilah yang menghambat saya dalam menulis, kesibukan dan waktu yang banyak tersita dalam menyempurnakan tugas mengajar.
Kemudian penulis pun mencari solusi untuk menuntaskan masalah yang dihadapi. Penulis melakukan pembelajaran tatap muka dengan siswa memakai shif atau bertahap dengan tetap menjalankan protokol kesehatan, yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.
Alhamdulillah, dengan hal yang penulis lakukan ini, orang tua siswa berterima kasih dan tidak kewalahan lagi menghadapi anaknya di rumah. Walaupun pembelajaran yang penulis lakukan ini tidak sesempurna sebelumnya, karena hal ini dalam situasi Corona, tapi setidaknya dapat menjembatani penyelesaian masalah pembelajaran.
Sebelum memulai pelajaran, penulis selalu mengingatkan atau membimbing siswa berdoa dan memohon kepada Allah agar selalu dilindungi dari marabahaya Corona, dan selalu menjalankan 3M.
Dalam pembelajaran ini, penulis utamakan untuk anak kelas 1,karena mereka baru saja menduduki bangku sekolah SD. Ini sangat perlu dilakukan pembelajaran yang tertuntun dan diayomi secara tatap muka. Apalagi banyak yang tidak masuk ke jenjang TK sebelumnya. Jadi mereka harus banyak dibimbing dalam belajar, terutama dalam hal menulis dan melakukan shalat 5 waktu. Alhamdulillah, sekarang sudah ada kemajuan dari siswa yang penulis bimbing. (*)
Penulis: Ermiwarni,S.Pd.I (Guru SDN 14 Rao-rao, Sungai Tarab, Tanah Datar)
