
WPdotCOM – Pandemi yang sudah berlangsung selama lebih dari setahun ternyata banyak menunjukkan sifat asli manusia dalam menyikapi kesulitan. Manusia diibaratkan ‘lalat’ dan ‘lebah’.
Apa maksud dari analogi ‘lalat’ dan ‘lebah’ pada manusia? Lebah adalah hewan dengan banyak sifat baik yang dapat ditiru. Bahkan dalam agama Islam lebah merupakan salah satu hewan yang dimuliakan, buktinya terdapat surat An-Nahl yang berarti lebah.
Sifat-sifat lebah yang dapat diteladani di antaranya, pertama, lebah tidak serakah ketika mencari makan. Ketika lebah sedang mencari bunga, ia tidak akan memilih bunga yang belum mekar. Selain itu ia juga tidak akan mengambil makanan dari bunga milik lebah lainnya. Ia akan mencari bunga yang segar, baik, dan belum dimiliki siapapun.
Hal tersebut bertujuan agar ia bisa mendapatkan makanan dan menghasilkan madu yang baik. Begitu pula pada manusia, dalam menjalankan kehidupan hendaknya tidak mengambil sesuatu yang bukan hak nya, karena apa yang kita lakukan akan berdampak pada apa yang kita dapatkan.
Kedua, lebah merupakan hewan yang memiliki sifat pengertian. Hal ini ditunjukkan ketika lebah mengambil nektar pada bunga. Ia tidak sepenuhnya hinggap dan membebani bunga tersebut, akan tetapi ia akan mengepakkan sayapnya sembari mengambil nektar.
Perilaku lebah tersebut mengingatkan kita sebagai manusia untuk tidak terlalu menuntut sesuatu. Terkadang sebagai manusia secara tidak sadar menuntut atau memberikan ekspektasi berlebihan yang ternyata menyebabkan individu lain menjadi terbebani. Kita tidak sadar bahwa pengabaian terhadap protokol kesehatan dapat membebani tenaga kesehatan yang harus bekerja tiada henti selama pandemi.
Selain itu, ketika seseorang merasa sudah melaksanakan vaksin ia berharap bahwa hal tersebut dapat mencegahnya dari virus. Padahal, vaksin adalah bentuk ikhtiar agar tubuh tidak terdampak terlalu berat ketika terinfeksi virus.
Ketiga, lebah adalah hewan pekerja keras dan saling bantu. Lebah memiliki peran masing-masing dalam pembuatan madu tergantung usia lebah tersebut. Lebah madu pekerja akan terbang sejauh 5 kilometer untuk mencari bunga dan menghisap nektarnya. Sepanjang perjalanan, lebah akan hinggap ke 50 hingga 100 bunga.
Jika ditotal, satu koloni lebah (60.000 lebah) dapat hinggap 50 juta bunga setiap harinya. Setelah itu, lebah pekerja akan meneruskan nektar kepada lebah yang lebih muda untuk dikemas dalam sel-sel lilin madu (Schouten, C. 2020).
Sifat lebah ini menunjukkan bahwa hasil yang baik tidak didapatkan secara instan, melainkan hasil dari kerja keras yang panjang dan kerjasama. Pada pandemi ini, penting sekali untuk menyadari bahwa pandemi akan berakhir lebih cepat ketika seluruh individu mau bekerja keras melaksanakan protokol kesehatan dengan baik dan benar.