WPdotCOM – Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Penggunaan media juga dapat merangsang pikiran dan ketertarikan siswa.
Pemanfaatan media dalam penyampaian materi pembelajaran, digunakan agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat dicapai sesuai indikator yang ada. Dan semua guru, dipastikan akan memilih berbagai media dalam pelaksanaan pembelajaran setiap hari.
Media pembelajaran mempunyai jenis yang beragam seperti audio, visual, dan audio-visual. Bahkan, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi khususnya internet, media pembelajaran juga terus berkembang misalnya media e-learning dan media interaktif.
Namun pada kenyataanya, penggunaan media dalam pembelajaran masih sering terabaikan dengan berbagai alasan. Hal ini seharusnya tidak perlu terjadi jika semua guru sebagai fasilitator mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Bahkan dengan adanya pandemi Covid-19 saat ini, menuntut guru untuk terus kreatif dan inovatif agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan namun dapat mencapai tujuan.
Seperti yang telah diketahui, bahwa pembelajaran di masa pandemi saat ini umumnya guru menggunakan media WhatsApp, Google Classroom, Google Form, Google Meet dan Zoom untuk mentransfer materi pelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan siswa mengumpulkan tugas di platform tersebut dalam bentuk foto atau dokumen lainnya. Hal ini jika dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu yang panjang, akan menyebabkan kejenuhan bagi guru dan siswa itu sendiri.
Pada kamis, 27 Mei 2021 lalu, kepala SMA Negeri 3 Batu, Ritul Idha Djarwati, S.Pd, M.Pd mengadakan workshop penyusunan media interaktif bagi seluruh guru SMA Negeri 3 Batu. Media interaktif yang akan digunakan yaitu menggunakan aplikasi Tik-Tok. Aplikasi Tik-Tok memang belum sepenuhnya dikenal erat di kalangan guru, namun sangat akrab di kalangan siswa saat ini.
Dalam workshop tersebut, Kepala Sekolah berharap agar para guru terus aktif dan semangat dalam mengembangkan kreatifitas yang dimiliki meskipun pembelajaran melalui daring. Salah satu upaya meningkatkan kreatifitas tersebut melalui penyusunan media pembelajaran.
Menindaklanjuti harapan tersebut, akhirnya guru mata pelajaran Bahasa Daerah SMA Negeri 3 Batu menggunakan aplikasi itu sebagai salah satu alternatif media dalam pembelajaran daring. Aplikasi Tik-Tok merupakan salah satu media sosial dan platform video musik berasal dari Tiongkok yang diluncurkan pada September 2016 oleh Zhang Yiming. Melalui aplikasi Tik-Tok, pengguna dapat membuat, mengedit, dan berbagi klip video pendek lengkap dengan filter dan disertai musik sebagai pendukung. Video yang dibuat pun juga berdurasi 15 atau 60 detik.
Pada materi pembelajaran Bahasa Daerah, aplikasi Tik-Tok dapat digunakan sebagai alternatif media untuk menyampaikan materi. Salah satunya materi tentang unggah ungguh basa. Unggah ungguh basa merupakan materi yang menjadi ciri khas bahasa daerah karena di dalamnya terdapat tingkatan bahasa, mulai dari tingkatan bahasa sehari-hari (ngoko), tingkatan bahasa menengah (ngoko-alus), hingga tingkatan bahasa yang paling tinggi yaitu bahasa yang halus (krama).
Di dalam materi unggah ungguh basa sendiri dapat digunakan sebagai sarana menanamkan nilai budi pekerti kepada siswa. Namun bila materi ini hanya disampaikan melalui media WhatsApp, Google Classroom atau Google Form, maka pemahaman siswa akan pentingnya unggah ungguh basa menjadi kurang maksimal. Sehingga perlu adanya media yang dapat menjadikan siswa dapat memahami materi, paham budi pekerti, dan yang terpenting dapat mempraktikkan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui penggunaan aplikasi Tik-Tok, guru dapat menampilkan gambar bergerak yang diciptakan sendiri, kemudian dapat menambahkan dengan suara atau musik sesuai dengan kreativitas. Video yang dibuat dalam aplikasi ini juga berdurasi sangat pendek, sehingga dapat menghemat kuota siswa. Selain guru yang membuat media Tik-Tok, siswa juga dapat diberi tugas praktik menggunakan media yang sama. Hal ini selain membuat siswa menjadi aktif, juga membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan guru kepada beberapa siswa melalui WhatsApp terkait penggunaan aplikasi Tik-Tok dalam pembelajaran, respons siswa menyatakan sangat senang dan antusias dalam mempelajari materi. Dengan menggunakan aplikasi Tik-Tok, juga dapat mempermudah siswa dalam memahami materi.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan aplikasi Tik-Tok sebagai alternatif media pembelajaran daring pada mata pelajaran Bahasa Daerah sangat tepat dilakukan. Selain dapat meningkatkan kreatifitas guru, juga dapat membantu siswa semangat dalam pembelajaran. Penulis berharap, agar penggunaan aplikasi Tik-Tok sebagai alternatif pembelajaran daring ini dapat diterapkan oleh mata pelajaran lain.
Penulis: Sri Nurhayana, S.Pd (Guru SMA Negeri 3 Kota Batu)