
Jakarta – Untuk mendorong peran aktif atau partisipasi serta menjadi wadah dari inovasi dan kreativitas generasi muda, Kemdikdbudristek kembali menyelenggarakan Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM).
Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Judi Wahjudin, mengatakan keluaran atau output yang diharapkan dari program ini adalah agar semua peserta dapat bermanfaat untuk masyarakat luas. Menurutnya, gotong royong dan kolaborasi menjadi pengalaman berharga bagi alumni KBKM di tahun ini. Kerja sama antartim dan mengomunikasikan gagasan dengan baik menjadi kunci. Bertambahnya pengetahuan mengenai budaya lain juga dapat dibagikan kepada masyarakat.
Tahun ini momentum G20 di kawasan Borobudur dimanfaatkan dengan baik oleh tim KBKM dalam melibatkan kaum muda terpilih untuk langsung terjun ke masyarakat di sekitar atau di desa-desa kawasan Borobudur.
“Ini dirasakan lebih efektif karena desa-desa tersebut menjadi ruang inkubator yang luar biasa itu tidak hanya berinteraksi tetapi juga kaum muda bisa melihat, mencermati dan langsung bergandengan tangan dengan masyarakat,” ujar Judi dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar pada Kamis, (10-11-2022).
Judi menambahkan, tahun ini KBKM tidak hanya sebagai kompetisi, melainkan sudah masuk ke tahap penyiapan kolaborasi dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
“Jadi, kami sedang fasilitasi dan diharapkan dapat berkolaborasi dengan satuan kerja di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, sehingga para peserta yang berstatus mahasiswa dapat dikonversikan dengan 20 Satuan Kredit Semester,” katanya.
Program KBKM dikerucutkan menjadi dua kategori, yaitu terkait dengan aplikasi dan purwarupa. Pada era 4.0 dengan kemajuan teknologi yang pesat, kategori aplikasi ini diharapkan mampu mengemas kearifan lokal dengan unsur teknologi di dalamnya, seperti e-commerce atau animasi, sedangkan di kategori purwarupa, diharapkan dapat menyajikan kearifan lokal dengan inovasi yang menarik sehingga dapat dipasarkan ke depannya.
