Wujudkan Visi Indonesia 2045, Panja Perguruan Tinggi Serap Aspirasi di Unhas

Berita Daerah73 Dilihat

Makassar – Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian memimpin kunjungan kerja Panitia Kerja (Panja) Perguruan Tinggi Komisi X ke Sulawesi Selatan, Makassar.

Dalam Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspik) ini Tim Komisi X bertemu dengan Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof. Jamaluddin Jompa dan Ketua LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi. Pada kunjungan ini Komisi X ingin menyerap aspirasi guna ingin mewujudkan visi Indonesia 2045 dalam sistem pendidikan.

Kemajuan itu, menurut Hetifah, berdampak pada kemampuan untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Namun, adanya SDM yang berpengetahuan dan berketerampilan itu tidak cukup.

Oleh karena yang lebih penting, menurutnya, bagaimana SDM Indonesia memiliki mental, karakter, moral yang kuat, jujur, disiplin, peduli, dan bertanggung jawab.

“Kami di Komisi X, sudah membentuk satu panja terkait dengan Perguruan Tinggi. Karena perguruan tinggi adalah satu institusi yang sangat penting untuk menghasilkan sumber daya manusia yang memang berkualitas, bukan hanya dari segi pengetahuan tapi juga karakter dan mental, yang tentu saja membutuhkan satu dukungan kebijakan yang kondusif dengan anggaran yang memadai dan juga dukungan-dukungan yang lainya.” papar Hetifah di Makassar, Kamis lalu.

Kunjungan tersebut bertujuan melaksanakan fungsi Komisi X di bidang pengawasan pelaksanaan pendidikan tinggi, terutama dalam mencapai tujuan menyiapkan SDM yang berpengetahuan dan terampil, berkarakter, bermoral dan bermental kuat, peduli serta bertanggung jawab.

“Oleh sebab itu kami bertemu dengan PTN dan PTS untuk mengetahui apa permasalahan dan tantangan yang akan dihadapi. Komisi X DPR RI berharap bisa memastikan bahwa segala tujuan dan cita-cita dari perguruan tinggi untuk bisa menghasilkan SDM yang berkualitas itu bisa dipenuhi,” ungkap Hetifah

Tentu saja, menurut Hetifah, salah satu masalah yang membutuhkan satu perhatian adalah ketersediaan anggaran. Oleh karena saat ini banyak sekali hal yang butuh dukungan anggaran, yang mungkin tidak dirasakan cukup bagi perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi swasta.

“Ya karena untuk menjaga dan meningkatkan mutu. Dibutuhkan, misalnya, akreditasi yang terus-menerus dan itu pun dibutuhkan biaya, kemudian juga tenaga pengajarnya yang membutuhkan kesempatan untuk melanjutkan studi yang lebih tinggi, kemudian mahasiswanya juga,” tutup Politisi Fraksi Partai Golkar itu. (parlementaria)

 

Blibli.com
Blibli.com