Kemdikbudristek Gelar Sosialisasi dan Lokakarya IKM di Banten

Berita Daerah123 Dilihat

SERANG – Untuk memasifkan implementasi Kurikulum Merdeka di seluruh Indonesia, Pusat Kurikulum dan Pembelajaran (Puskurjar) menggelar Workshop Sosialisasi Kurikulum Merdeka untuk seluruh tenaga pendidik pada jenjang SD, SMP, SMA sederajat, dan SLB di Kota Serang, Banten, pada Jumat (18/8).

Selain untuk memasifkan informasi terkait Kurikulum Merdeka, Kemdikbudristek juga ingin menghimpun masukan dan mengetahui kendala yang dihadapi para tenaga pendidik di satuan pendidikan.

Dalam sambutannya, pelaksana tugas (Plt.) Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kemdikbudristek, Zulfikri Anas mengatakan, Kurikulum Merdeka merupakan tools agar anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya menjadi manusia pembelajar sepanjang hayat.

Kurikulum Merdeka, kata Zulfikri, bukan sekadar perubahan dokumen dan administrasi, tetapi lebih pada peningkatan kualitas belajar peserta didik dan meningkatkan kualitas hubungan guru dengan anak didiknya.

“Penekanannya di sini adalah seberapa jauh terjadinya perubahan dalam proses belajar, bukan sekadar menuntaskan penyampaian materi kurikulum kepada anak. Ukurannya bukan banyaknya materi yang mampu diserap anak, melainkan lebih kepada seberapa sesuai pelayanan terhadap anak, sehingga setiap anak dapat menemukan cara terbaik bagi dirinya untuk tumbuh dan berkembang,” ujar Zulfikri dalam sambutannya.

Zulfikri menambahkan, Kurikulum Merdeka ingin mengubah kebiasaan sebelumnya yang membuat guru terbelenggu  format-format  administrasi yang kaku dan rumit. Format yang kaku dan rumit ini mengakibatkan guru selama ini  kekurangan waktu untuk memikirkan dampak ketertinggalan anak.

Pada Kurikulum Merdeka, lanjut Zulfikri, pembelajaran lebih berpusat pada siswa dengan menyederhanakan perangkat ajar, perencanaan yang  dibuat lebih simpel,  mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru, serta mudah dipahami dan dicapai oleh siswa.

“Kita memberikan ruang kepada tenaga pendidik untuk menyelesaikan persoalan masing-masing siswa terkait kemampuan dasar yang dimiliki dan apa yang dibutuhkan,” ujar Zulfikri.

Zulfikri juga menekankan Kurikulum Merdeka bukan untuk mempersulit guru, akan tetapi mempermudah proses pembelajaran.

“Sehingga guru bisa mewujudkan suasana belajar yang interaktif, bermakna, mendalam, dan anak merasa menemukan dunia belajarnya di situ,” tuturnya. (SP)

Blibli.com
Blibli.com