oleh

Frankfurt Book Fair 2023 Dinilai Berpihak ke Israel, IKAPI Mengecam

JAKARTA – Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) mengecam penyelenggaraan pameran buku terbesar dunia, Frankfrut Book Fair 2023 di Jerman. Pasalnya, penyelenggara dinilai berpihak kepada Israel dalam isu peperangan dan geopolitik pada saat ini.

Ketua IKAPI, Arys Hilman Nugraha, menilai keputusan penyelenggara tidak tepat. Terlebih, nilai dari buku memberikan ruang bagi suara-suara yang berbeda dan mencegah dominasi satu pikiran dalam menilai setiap peristiwa.

Arys menyebut buku juga berperan dalam menyuarakan perdamaian dan penghapusan penindasan di muka bumi. Sementara itu, pameran buku semestinya ajang dialog yang adil dan upaya membangun saling pengertian.

“Keputusan penyelenggara Frankfurt Book Fair untuk hanya memihak dan memberi panggung Israel telah merusak cita-cita dialog dan upaya membangun saling pengertian tersebut,” tegas Arys dalam keterangan tertulis, Senin (16/10).

Dia mengatakan memihak Israel sambil melupakan derita rakyat Palestina ibarat membaca hanya sebuah buku untuk merasa paham seluruh isi dunia.

Arys menyebut memperluas panggung-panggung Israel di Frankfurt Book Fair sambil membatalkan penghargaan bagi penulis Palestina seakan mencerminkan perluasan permukiman ilegal Israel di tanah Palestina.

Arys menuturkan Palestina adalah negeri terjajah yang rakyatnya terusir dari Tanah Air sendiri. Beberapa hari terakhir, rakyat Palestina kehilangan hak-hak dasar sebagai manusia, seperti akses terhadap air, pangan, dan energi.

“Pemerintah dan rakyat Indonesia selalu berada pada sisi rakyat Palestina dalam memperjuangkan kemerdekaan dan meyakini bahwa konflik berkepanjangan takkan berhenti sebelum Palestina mendapatkan hak untuk menentukan nasib sendiri,” lanjut dia.

Arys menjelaskan rakyat Palestina adalah pendukung paling awal kedaulatan Republik Indonesia dan berperan penting dalam diplomasi di Timur Tengah bagi pengakuan kemerdekaan Indonesia pasca-Proklamasi.

Sebaliknya, Indonesia juga termasuk negara pertama yang mengakui kemerdekaan Palestina setelah dideklarasikannya Negara Palestina di Aljazair pada 15 November 1988.

“IKAPI sebagai bagian dari bangsa Indonesia berada di sisi Palestina dalam memperjuangkan kedaulatan. Dengan demikian, IKAPI menolak sikap Frankfurt Book Fair yang mendukung dan memberikan panggung lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini serta menafikan hak-hak kemerdekaan rakyat Palestina,” ujar dia.

IKAPI mengecam pembatalan pemberian penghargaan kepada Adania Shibli, penulis Palestina yang menggambarkan kekejaman Israel lewat novelnya berjudul Minor Detail.

Sebelumnya, IKAPI diagendakan hadir sebagai bagian dari kegiatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mempromosikan budaya nasional Indonesia ke khasanah budaya dunia melalui buku.

“Sebagai organisasi, IKAPI telah membatalkan keikutsertaan dalam kegiatan Frankfurt Book Fair 2023, urung hadir pada acara pembukaan, serta meniadakan sejumlah acara,” ujar Arys. (medcom)