KABUPATEN BOGOR – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat, lakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Bogor.
Dalam kunjungan itu, Atip Latipulhayat, menegaskan komitmen Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menciptakan pendidikan yang bermutu dan dapat diakses oleh semua kalangan.
Ia menyampaikan pentingnya sinergi antara pemerintah, keluarga, dan masyarakat dalam membangun sistem pendidikan nasional yang inklusif.
“Kita harus kembali ke pondasi pendidikan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan yang bermutu untuk semua. Ini bukan hanya cita-cita, tetapi sebuah keharusan dalam upaya kita membangun bangsa yang berdaya saing,” ujar Wamen Atip.
Hal itu disampaikan Atip dalam sambutannya pada kegiatan Lokakarya Pembangunan Ramah Keluarga dengan tema “Urgensi Kebijakan dan Implementasi Rekomendasi Pembangunan Ramah Keluarga (PRK) dalam Mewujudkan Keluarga dan Bangsa Berketahanan” yang berlangsung di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Sabtu (14/12) lalu.
Wamen Atip menyoroti pentingnya perubahan paradigma pendidikan dari sekadar schooling (bersekolah) menjadi learning (belajar).
Menurutnya, sekolah adalah salah satu sarana untuk belajar, tetapi bukan satu-satunya. Pendidikan sejatinya adalah proses belajar sepanjang hayat yang melibatkan semua aspek kehidupan, terutama peran keluarga.
“Keluarga adalah jangkar utama pendidikan. Kebiasaan baik yang ditanamkan di rumah akan membentuk karakter anak secara berkelanjutan,” terangnya.
Sebagai bagian dari penguatan karakter, Wamendikdasmen mengumumkan rencana deklarasi tujuh kebiasaan baik pada 27 Desember mendatang.
Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat yang meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan istirahat cepat, dalam kehidupan mereka sehari-hari.
“Ini adalah langkah awal yang sangat penting untuk membangun karakter anak sejak dini, dimulai dari keluarga sebagai institusi pendidikan pertama,” jelasnya. (SP)