12 Asisten Guru Bahasa Indonesia Diterima di Australia

Berita Nasional3734 Dilihat

CANBERRA – Badan Bahasa bekerja sama dengan universitas di Indonesia dan Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, memfasilitasi program pengiriman 12 Asisten Guru Bahasa Indonesia di Australia.

“Program kerja sama antara Kemendikdasmen, KBRI Canberra dan universitas di Indonesia,  merupakan salah satu upaya kita untuk meningkatkan kompetensi calon lulusan universitas, agar memiliki pengalaman mengajar di luar negeri, khususnya di Australia,” ujar Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Canberra, Yuli Rahmawati dalam keterangannya, beberapa waktu lalu.

Yuli menyebutkan, terdapat tiga sekolah di Canberra dan dua sekolah di Melbourne yang menjadi tempat ke-12 mahasiswa ini melakukan praktik mengajar.

Di Canberra, sekolah tersebut adalah St. Clare of Assisi, Trinity Christian School, dan Islamic School Canberra. Sementara di Melbourne, sekolah yang dituju adalah Huntingtower School dan Braemar College.

Ia menambahkan, program praktik mengajar internasional sebagai Asisten Guru Bahasa Indonesia di Australia utamanya untuk membantu pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah Australia. Namun tidak hanya itu, mahasiswa juga diberi kesempatan untuk melakukan praktik mengajar sesuai dengan program studi yang ditempuh di perguruan tinggi.

“Pada Term 3 tahun 2025 ini, dua sekolah di Melbourne dan dua sekolah di Canberra menjadi partner kami dalam pengajaran bahasa Indonesia. Sementara, Islamic School Canberra menjadi sekolah bagi mahasiswa yang melaksanakan praktik mengajar yang sesuai dengan program studi kuliahnya,” tambahnya.

Yuli berharap, program yang telah dirintis sejak tahun 2023 ini akan terus berjalan dengan baik dan menjadi motivasi bagi mahasiswa dan kampus-kampus di Indonesia untuk melakukan praktik mengajar di luar negeri.

Selain itu, dengan adanya mahasiswa yang ditugaskan menjadi guru bantu bahasa Indonesia, khususnya di Australia, akan mendukung upaya pemerintah dalam internasionalisasi bahasa Indonesia.

Kantor Atdikbud KBRI Canberra telah mendampingi delapan mahasiswa yang bertugas di Canberra ke sekolah-sekolah untuk bertemu dengan kepala sekolah, guru, dan siswa.

Setiap mahasiswa juga difasilitasi dalam pengurusan izin untuk berinteraksi dengan siswa maupun kelompok rentan (Working With Vulnerable People – WWVP).

Izin ini merupakan syarat wajib bagi setiap orang yang akan berinterksi dengan dua kelompok tersebut di Australia.

Atdikbud Yuli berharap, ke-12 mahasiswa dapat menjalankan perannya sebagai guru bantu dan guru magang dengan sebaik-baiknya, dan membawa harum nama Indonesia.

“Kami di kantor Atdikbud akan terus mendukung mahasiswa maupun kampus untuk berkolaborasi, utamanya pada peningkatan pembelajaran bahasa Indonesia di Australia,” tutupnya.(SP)

Blibli.com
Blibli.com