WPdotCOM, Jakarta – Guna menghindari duplikasi penelitian, Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Ristek/BRIN) akan bangun sistem pangkalan data nasional.
Menristek/Kepala BRIN Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, tahun depan kementerian yang dipimpinnya akan membangun sistem pangkalan data (database) nasional dari seluruh kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) inovasi.
Hal itu dilakukan agar inovasi yang muncul dari lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) atau perguruan tinggi dapat didukung oleh LPNK dan perguruan tinggi lainnya, dan tidak ada dua inovasi yang serupa.
“Pertama yang harus dibuat adalah ‘database’. Salah satu tugas utama BRIN adalah membuat ‘database’ mengenai kegiatan litbangjirap di Indonesia, supaya terhindar yang namanya duplikasi,” ungkap di Auditorium B.J. Habibie Gedung II BPPT, Jakarta pekan lalu.
Menurutnya, saat ini inovasi-inovasi yang diciptakan LPNK dan perguruan tinggi masih ada yang serupa. Sehingga perlu ada pangkalan data litbangjirap yang dapat menunjukkan kegiatan litbangjirap mana yang serupa di antara para LPNK dan perguruan tinggi.
“Dengan adanya database tersebut, kita bisa mendorong sinergi. Selama ini mungkin BPPT belum tahu apa yang dikembangkan universitas. Universitas kadang-kadang tidak tahu BPPT sedang mengembangkan sesuatu. BPPT kadang-kadang tidak tahu LIPI sedang mengembangkan sesuatu. Jadi untuk mendorong komunikasi, paling penting database itu,” jelasnya.
Dengan database tersebut, kegiatan litbangjirap yang serupa dapat digabung atau disinergikan. Sehingga dana dan usaha yang diberikan mampu menghasilkan inovasi yang lebih baik, ketimbang apabila inovasi tersebut dikerjakan sendiri-sendiri oleh masing-masing LPNK atau perguruan tinggi.
“Nanti produk yang dilahirkan benar-benar produk unggul. Tidak lagi produk versi lembaga A dan versi lembaga B yang kelihatannya sama, meskipun pasti ada perbedaannya. Kita ingin bukan versi lembaga A dan versi lembaga B yang keluar, tapi benar-benar produk terbaik dari sinergi lembaga A dan lembaga B tadi,” terangnya. (sumber: laman Kemristek/BRIN)