Pembelajaran Masa Pandemi, Guru Harus Kreatif Gunakan Media

ARTIKEL ILMIAH66 Dilihat

WPdotCOM – Pada masa pandemi ini banyak  sekali kendala yang kita hadapi sebagai guru.

Ada kesan yang menggembirakan dan ada juga yang membuat guru agak jengkel karena kurang perhatian dan dukungan dari orang tua. Kadang anak semangat, orang tua yang kurang perhatian dan sebaliknya.

Pada  masa  ini yang harus dijalani dengan pembelajaran daring, penulis membuat  beberapa metode agar anak bisa semangat dan paham tentang materi yang diajarkan. Di antaranya dengan Google Meet  seminggu  2 kali.

Ternyata anak-anak senang dengan Google Meet . Karena  bisa ketemu dan komunikasi dengan teman-temannya yang sudah lama tidak berjumpa walaupun hanya lewat layar.  Dalam satu minggu penulis lakukan 2 sesi  secara bergantian,  siapa yang sudah ikut di sesi  1 diharapkan tidak ikut di sesi 2 dengan tujuan  masing-masing bisa mengikuti.

Sebelum pelaksanaan  Google Meet  ini, kami memberitahukan  kepada  walimurid 2 hari sebelum pelaksanaan. Hal itu agar mereka bisa mempersiapkan telepon selulernya. Alhamdulillah dari 28 siswa, yang bisa mengikuti Google Meet sebanyak 25 orang. Sedang yang tiga orang terkendala gadget  yang tidak bisa digunakan dan orangtua yang tidak paham IT.

Tahap-tahap yang kami lakukan saat google meet adalah:

  1. Memberi salam;
  2. Berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa yang kita tunjuk;
  3. Menanyakan kabar anak-anak saat ini;
  4. Tanya jawab sebentar tentang materi yang sudah dipelajari dan apakah ada kesulitan;
  5. Masuk pada materi yang akan kita peljari hari ini. Dengan menampilkan materi lewat Powerpoint yang sudah kita siapkan sebelumnya;
  6. Tanya jawab materi yang kita pelajari tadi;
  7. Memberi

Demikian penyampaian materi  yang dilakukan lewat Google Meet.  Setelah  melakukan kegiatan  penulis memberi tugas mengerjakan pertanyaan lewat ThatQuiz. Penilaian lewat ThatQuiz ini sangat membantu dalam penilaian, karena nilai langsung terlihat.

Tetapi kadang ada kendala beberapa siswa terlambat mengerjakan. Hal ini karena  ponselnya atau orangtua yang belum sempat mendampingi putra-putrinya karena kesibukan. Faktor lain datang dari  anaknya sendiri yang saat itu kurang semangat belajar.

Selain dengan cara tersebut, kami menggunakan cara penyetoran tugas 1 minggu sekali. Tugas yang kami berikan berupa  pengiriman soal lewat file melalui internet atau WA Web.  Kami coba dengan cara setiap hari memberikan materi dan soal, alhamdulillah setiap minggu  28 siswa setor tugasnya.

Kami juga memberikan tugas  yang harus dikerjakan selama 1 minggu dan  tugasnya disetorkan minggu depannya. Tapi sedikit kendala bahwa ada beberapa siswa yang tidak tepat waktu penyetorannya  karena  alasan macam-macam.

Maka kami simpulkan bahwa lebih baik untuk menjaga semangat anak-anak, diberi tugas setiap hari. Setiap hari setelah mengerjakan tugasnya , anak-anak langsung menulis nama di list dan  dibuktikan dengan foto hasil tugasnya dalam bentuk kolase.

Ternyata dengan 2 model pembelajaran ini anak-anak lebih enjoy dan semangat terhadap materi yang dipelajari.

Penulis: Yulis Suprastiwi, S.Pd (Guru SDN Pandawangi 1 Kota Malang)

Blibli.com
Blibli.com