WPdotCOM – Pada masa pandemi ini banyak sekali kendala yang kita hadapi sebagai guru.
Ada kesan yang menggembirakan dan ada juga yang membuat guru agak jengkel karena kurang perhatian dan dukungan dari orang tua. Kadang anak semangat, orang tua yang kurang perhatian dan sebaliknya.
Pada masa ini yang harus dijalani dengan pembelajaran daring, penulis membuat beberapa metode agar anak bisa semangat dan paham tentang materi yang diajarkan. Di antaranya dengan Google Meet seminggu 2 kali.
Ternyata anak-anak senang dengan Google Meet . Karena bisa ketemu dan komunikasi dengan teman-temannya yang sudah lama tidak berjumpa walaupun hanya lewat layar. Dalam satu minggu penulis lakukan 2 sesi secara bergantian, siapa yang sudah ikut di sesi 1 diharapkan tidak ikut di sesi 2 dengan tujuan masing-masing bisa mengikuti.
Sebelum pelaksanaan Google Meet ini, kami memberitahukan kepada walimurid 2 hari sebelum pelaksanaan. Hal itu agar mereka bisa mempersiapkan telepon selulernya. Alhamdulillah dari 28 siswa, yang bisa mengikuti Google Meet sebanyak 25 orang. Sedang yang tiga orang terkendala gadget yang tidak bisa digunakan dan orangtua yang tidak paham IT.
Tahap-tahap yang kami lakukan saat google meet adalah:
- Memberi salam;
- Berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu siswa yang kita tunjuk;
- Menanyakan kabar anak-anak saat ini;
- Tanya jawab sebentar tentang materi yang sudah dipelajari dan apakah ada kesulitan;
- Masuk pada materi yang akan kita peljari hari ini. Dengan menampilkan materi lewat Powerpoint yang sudah kita siapkan sebelumnya;
- Tanya jawab materi yang kita pelajari tadi;
- Memberi
Demikian penyampaian materi yang dilakukan lewat Google Meet. Setelah melakukan kegiatan penulis memberi tugas mengerjakan pertanyaan lewat ThatQuiz. Penilaian lewat ThatQuiz ini sangat membantu dalam penilaian, karena nilai langsung terlihat.
Tetapi kadang ada kendala beberapa siswa terlambat mengerjakan. Hal ini karena ponselnya atau orangtua yang belum sempat mendampingi putra-putrinya karena kesibukan. Faktor lain datang dari anaknya sendiri yang saat itu kurang semangat belajar.
Selain dengan cara tersebut, kami menggunakan cara penyetoran tugas 1 minggu sekali. Tugas yang kami berikan berupa pengiriman soal lewat file melalui internet atau WA Web. Kami coba dengan cara setiap hari memberikan materi dan soal, alhamdulillah setiap minggu 28 siswa setor tugasnya.
Kami juga memberikan tugas yang harus dikerjakan selama 1 minggu dan tugasnya disetorkan minggu depannya. Tapi sedikit kendala bahwa ada beberapa siswa yang tidak tepat waktu penyetorannya karena alasan macam-macam.
Maka kami simpulkan bahwa lebih baik untuk menjaga semangat anak-anak, diberi tugas setiap hari. Setiap hari setelah mengerjakan tugasnya , anak-anak langsung menulis nama di list dan dibuktikan dengan foto hasil tugasnya dalam bentuk kolase.
Ternyata dengan 2 model pembelajaran ini anak-anak lebih enjoy dan semangat terhadap materi yang dipelajari.
Penulis: Yulis Suprastiwi, S.Pd (Guru SDN Pandawangi 1 Kota Malang)