Akses Bacaan Sulit, Titik Terlemah Meningkatkan Literasi di Indonesia

Literasi45 Dilihat

Jakarta – Peningkatan literasi masyarakat Indonesia mesti didukung sejumlah hal. Namun, salah satu faktor peningkatan literasi yakni akses bacaaan justru menjadi titik terlemah.

“Akses bacaan yang terjangkau, akurat, terkini, dan terlengkap ini menjadi titik paling lemah bagi Indonesia,” kata Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Syarif Bando dalam Rapat Komisi X DPR RI, Kamis (16/2).

Ia menyebut, sulitnya akses itu membuat anak-anak tidak bisa meraih bahan bacaan. Hal itu membuat kemampuan membaca sangat minim.

Dia mengungkapkan dalam Indeks Literasi Masyarakat (ILM) 2022 tingkat pemahaman anak dalam membaca sangat rendah. Survei menunjukkan tingkat pemahaman anak hanya 15 persen dari naskah yang ditawarkan.

“Hanya 15 persen yang mampu dimengerti dari naskah yang ditawarkan dalam 25 halaman ini,” beber dia.

Syarif menyebut ada lima hal tingkatan literasi yang dibagi menjadi kedalaman dan kemampuan dasar. Pertama, kemampuan baca, tulis, hitung, dan pembentukan karakter.

Kedua, memiliki akses bahan bacaan terjangkau, akurat, terkini, terlengkap, dan tepercaya. Ketiga, memahami hal-hal yang tersirat dan tersurat.

Keempat, mampu berinovasi dalam kreativitas. Hal ini sebagai antisipasi terhadap perkembangan teknologi informasi.

“Kelima memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dapat diimplementasikan untuk menciptakan barang atau jasa yang dapat digunakan dalam kompetensi global,” tutur dia. (medcom)

Blibli.com
Blibli.com