Selamat Jalan Sahabat Sekaligus Senior, Jasamu akan Dibalas Allah di Surga

Berita Opini737 Dilihat

DI WAKTU yang tidak lama berselang, dua sahabat, senior sekaligus mentor waktu semasa masih aktif di Padang Panjang era 1990-an, telah pergi selama-lamanya dan tak akan kembali lagi. Mereka telah dipanggil menghadap Ilahi Rabbi.

Di sepertiga Ramadhan lalu, tepat sebulan lalu, seorang senior, Musriadi Musanif meninggal dunia. Dan kini, di tanggal yang sama, Bang Armen Ali meninggal dunia di Padang. Beliau berdua  adalah kakak senior yang telah ikut mewarnai kehidupan penulis  selama delapan tahun di kota sejuk Padang Panjang. Keduanya sama-sama alumni Kulliyatul Muballighien Muhammadiyah dan Fakultas Ushuluddin UM Sumbar.

Walau sama berasal dari  Kayu Tanam, penulis baru mengenal bang Armen setelah didaftarkan oleh ayah di Kulliyatul Muballighien Muhammadiyah (KMM) Kauman Padang Panjang. Bang Armen Ali sudah aktif dan bekerja sebagai staf Tata Usaha dan Guru di KMM beberapa tahun setelah tamat dari sekolah khusus muballigh itu.

Kata ayah yang juga aktif di ranting Muhammadiyah Kayutanam, Bang Armen masuk di Kauman sebagai siswa kader dari ranting Muhammadiyah Kayu Tanam. Beruntung waktu itu, penulis masuk KMM juga berbekal surat rekomendasi dari Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kayu Tanam.

Di tahun 90-an itu, banyak juga teman-teman yang masuk KMM adalah siswa kader yang berasal dari berbagai daerah/cabang/ranting Muhammadiyah. Bersama beberapa teman siswa kader, kami mendapatkan keringanan dalam pembiayaan uang sekolah selama di sana.

Berbicara tentang siswa kader ini bagi penulis, masih menjadi beban berat sampai kini. Karena semestinya sebagai siswa kader yang berasal dari ranting Muhammadiyah, semestinya harus berbuat lebih banyak buat ranting Muhammadiyah di kampung halaman.

Tetapi garis kehidupan sudah ditakdirkan Allah, hari ini kami ‘terdampar’ di rantau yang jauh. Tetapi, alhamdulillah masih dalam sekitaran Keluarga besar  Muhmamadiyah. Walaupun sebenarnya, sebelum terdampar perantauan, beberapa tahun penulis pernah aktif menggerakkan dan menyemarakkan ranting Muhammadiyah di Kayu Tanam.

Awal masuk di KMM, penulis tinggal di asrama selama satu semester. Pada semester kedua tahun 1989, oleh bang Armen dan Kepala KMM, penulis pun diberi fasilitas tinggal di ruangan khusus karyawan di lantai dua kantor KMM. Jadilah ketika itu penulis sebagai siswa sekaligus karyawan, dengan tugas membuka dan menutup kantor serta lokal belajar, sekaligus membersihkannya. Tak hanya itu, pekerjaan sembari sekolah juga menyiapkan minuman untuk majelis guru saat jam istirahat.

Inilah keberuntungan yang penulis dapatkan selama di Kauman, khususnya di KMM. Orang tua tidak lagi memikirkan uang sekolah, uang asrama  dan tiap bulan juga diberi uang saku oleh Buya Zamri Muis yang menjabat sebagai bendahara sekolah. Dan ketika itulah, sebagai senior Bang Armen yang saat itu sebagai TU , sangat besar jasanya bagi penulis. Beliau yang selalu membimbing dan menuntun penulis di bidang administrasi.

Sesekali, ia meminta membantunya di kantor. Termasuk di antaranya menginput data-data siswa KMM ke dalam buku induk, serta menyiapkan berkas adminitrasi sekolah lainnya. Alhasil, dari sana  penulis memiliki banyak pengetahuan dan juga informasi tentang kawan-kawan siswa KMM yang berasal dari berbagai daerah, mulai dari Aceh, Medan, Pekanbaru, Riau, Kepri, Bengkulu, Palembang dan Lampung, serta daerah lainnya.

Tak ada  ada siswa KMM dari tahun 1988 angkatan kami, sampai tahun 1993-1994  yang tidak kenal dengan penulis. Begitu juga dengan alumni KMM tahun 1989-1990 , Insyaallah masih bisa  mengingat abang-abang dan kakak-kakak alumni tersebut. Dan sebagiannya, masih berkomunikasi dengan mereka hingga kini.

Hanya sampai tahun 1994 membantu administrasi KMM selanjutnya sampai 1996, penulis sudah dipindah menjadi kepala Tata Usaha SD, MTS dan SMP Muhammadiyah. Dan bang Armen juga dipindahkan menjadi KTU di SMA  Muhammadiyah Kauman ketika itu.

Karena pada waktu itu Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Muhammadiyah Padang Panjang Batipuh X Koto melakukan  perombakan sistem administrasi sekolah-sekolah di Kauman. Dan penulis ditugaskan di TU Pendidian Dasar di tiga sekolah/madrasah tersebut.

Kedengaran agak aneh memang waktu itu, satu orang KTU dihadapkan kepada tiga atasan Kepala Sekolah/Madrasah sekaligus. Itulah dinamikanya yang terjadi waktu  itu. Aktivitas sebagai TU berakhir tahun 1996, karena mengundurkan diri. Sampai akhirnya nasib hidup menentukan, penulis  hijrah ke tanah Kerinci.

Bang Armen Ali , adalah kakak senior  yang sangat pengertian, membimbing dan melatih saya di bidang aministrasi sekolah dengan  ikhlas, selama di KMM.  Semua pelajaran dan didikan yang ia berikan, menjadi bekal yang tak akan pernah terbalaskan oleh apapun. Hanya Allah lah yang akan membalasnya kelak. Terima kasih untuk semuanya bang Armen.

Selamat jalan bang Armen, jasamu tiada tara. Penulis tak dapat membalasnya, melainkan hanya do’a yang dipinta pada Allah. Semoga semua amal saleh dan jasamu , Allah balas dengan surgaNya. Amiin  ya Rabbal Alamiin. (*)

Penulis: Kasman Burhan.

Blibli.com
Blibli.com