
WPdotCOM — Tahun pelajaran ini merupakan tahun dimana setiap sekolah menggalakkan program pemerintah, yaitu Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Istilah PPK pun mulai viral di kalangan dunia pendidikan. PPK tersebut mencakup 5 nilai. Kelima nilai tersebut yaitu religius, nasionalisme, mandiri, integritas, dan gotong royong. Sebagian guru terbiasa menyebut dengan akronim Rena Minggat.
Untuk mewujudkan nilai religius salah satunya yaitu pembiasaan sholat jumat. Setiap hari jumat setelah terjadwal implementasi PPK. Siswa laki-laki di sekolah melaksanakan kewajiban sholat jumat berjamaah. Mereka melaksanakannya di masjid terdekat dengan lokasi sekolah.
Program tersebut diperuntukkan kelas 4, 5, dan 6. Sebelumnya pihak sekolah telah mengajukan surat permohonan untuk diijinkan ikut sholat jumat di masjid tersebut.
Didampingi guru laki-laki, mereka berjalan kaki menuju masjid. Ada sekitar 75 siswa sekolah SD Negeri Tunjungsekar 3 yang melaksanakan sholat jumat. Mereka terbagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok dipimpin oleh satu anak.
Pekan lalu, merupakan kali kedua pelaksanaaan pembiasaan sholat jumat. Kebetulan setiap hari Jumat, kelas yang kuampu bertepatan dengan jadwal PJOK. Setelah anak-anak belajar bersama guru PJOK, mereka harus mempersiapkan diri untuk sholat jumat.
Mereka membawa segala peralatan yang akan digunakan untuk sholat Jumat. Mulai dari alat sholat hingga peralatan mandi. Setelah kegiatan olahraga, anak-anak bersiap mandi sunnah Jumat.
Saat itu, sebagai guru kelas aku tetap mendampingi mereka mempersiapkan segalanya. Karena keterbatasan fasilitas kamar mandi sekolah, mereka terpaksa antri. Untuk mempercepat kegiatan mandi, setiap kamar mandi digunakan oleh dua orang anak.
Berbeda dengan kelas lainnya, siswa kelasku semua mandi sunnah jumat. Setelah selesai, mereka kembali ke kelas untuk bersiap-siap. Saat mereka bersiap, mulai ada kelucuan-kelucuan. Mereka lucu saat memakai sarung. Ada beberapa anak yang belum pandai memakai sarung.
Namun, ada satu penghargaan untuk mereka. Ada salah satu anak yang membantu temannya memakai sarung, atau istilah jawanya bebetan. Satu anak membantu memegang sarungnya. Anak yang lain membantu memutar dan melipatkan. Dari kejadian ini anak-anak sudah melaksanakan nilai PPK yang kedua yaitu gotong royong.
Anak-anak terbiasa melakukan ini, karena mereka tahu bahwa membantu teman merupakan pencerminan manusia sebagai makhluk sosial. Dan mewujudkan pengamalan Pancasila sila kedua.
Siswa bersiap-siap sambil menunggu semua siap. Jika ada salah satu teman yang belum selesai memakai sarung maka, mereka pun belum berangkat. Di sini ada nilai kekompakan di antara mereka.
Setelah semua teman selesai bersiap. Anak-anak menuju depan musahalla sekolah menuju pintu gerbang utara. Di sana sudah ada 3 orang guru laki-laki yang mengatur perjalanan menuju masjid. Anak-anak berbaris menurut kelompoknya. Ketua kelompok bertugas mengecek kelengkapan anggota kelompok. Kegiatan ini juga mengajarkan anak arti kepemimpinan.
Ada satu kegiatan atau pembiasaan yang berada di sekolah kami. Namun dari satu pembiasan tersebut tenyata mampu mengajarkan anak lebih dari satu nilai. Bukan hanya nilai religius, namun mereka belajar apa arti gotong royong, kerjasama, budaya antre, kepemimpinan dan disiplin.
Penulis: Dwi Ana Lestari (Guru SD Negeri Tunjungsekar 3 Kota Malang)
