
WPdotCOM, Jakarta — Covid-19 merupakan isu global yang mengubah banyak hal di belahan dunia. Semua dipaksa untuk terus berkarya dan melakukan aktivitas seperti biasa dengan cara yang berbeda, harus sesuai protokol keselamatan dan kesehatan yang dianjurkan pemerintah.
Tak hanya beberapa hari, namun hingga saat ini semua masih bergerak dalam jarak serta terhubung melalui media. Kontak sosial pun masih minim pelaksanaannya. Semua itu memanglah untuk kebaikan bersama, bukan mengedepankan egoisme manusia.
Sektor pendidikan menjadi salah satu yang sangat merasakan banyak sekali perubahan di masa wabah Covid-19 ini. Adaptasi dan terus mencari solusi serta berinovasi mampu menjadi jalan untuk bisa terus melaksanakan pembelajaran guna meningkatkan pengetahuan dan value diri.
Sudah sangat banyak artikel yang menuliskan pelaksanaan pendidikan di Indonesia pada masa pandemi ini. Namun, bagaimana dengan pelaksanaan pendidikan di negara lain? Akankah serupa? Ataukah berbeda?
Pada Kamis lalu, webinar internasional pendidikan berjudul Praktik Baik Pengelolaan Pendidikan di Tiga Negara pada Masa Pandemi Covid-19 (Finlandia, Australia, dan Indonesia), bersama narasumber Prof. Dr. Adj. Liisa Toivonen, Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si., dan Lara Fridani, M.Phsy., Ph.D. memaparkan kondisi pendidikan dan pelaksanaannya di tiga negara yang berbeda.
Bukan semata-mata untuk membandingkan, namun justru ingin memberikan gambaran dan wawasan mengenai proses pembelajaran di tiga negara tersebut. Ambillah baiknya. Aplikasikan yang pantas terlaksana dan sesuaikan dengan kondisi peserta didik serta sistem pendidikan yang ada.
Secara singkat terangkum, proses pelaksanaan pendidikan di Finlandia dan Australia memang tidak terlalu mengalami “shock attact” seperti yang dialami Indonesia. Karena kedua negara tersebut merupakan negara maju, di mana pendidikannya juga telah mengaplikasikan proses belajar melalui sosial media atau e-learning bahkan sebelum terjadinya pandemi ini.
Sarana prasarana dan sistem pendidikan di sana sudah sangat mendukung berjalannya proses belajar dengan sangat baik. Peserta didik dan pendidik yang tak memiliki fasilitas seperti gawai dan lainnya, difasilitasi oleh pihak sekolah dan belajar menggunakan akses internet merupakan hal lumrah bagi mereka.
Peserta didik dan orang tua…..
