WPdotCOM – Sejak mulai tersebarnya virus Corona di dunia dan Indonesia, membuat situasi menjadi kacau. Termasuk di dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Tanah Datar.
Pandemi Covid-19 ini membuat semua sekolah diliburkan, dan sistem pembelajaran diganti dengan sistem daring. Tentu ini memiliki dampak negatif, baik pada guru, siswa, maupun orang tua siswa.
Dampak negatif yang terjadi di antaranya pada proses pembelajaran di sekolah. Biasanya peserta didik memperoleh materi dari guru secara langsung, tetapi sejak adanya Covid-19 ini, sistem pembelajaran di sekolah diganti dengan pembelajaran secara daring.
Sistem pembelajaran daring atau luring, mengharuskan setiap siswa memiliki smartphone. Karena setiap guru memberikan materi pembelajaran lewat media internet menggunakan jejaring WhatsApp, Google Classroom, dan lainnya.
Ada juga guru yang berinisiatif membuat video pembelajaran untuk menjelaskan materi ajar. Tetapi yang menjadi kendalanya, bagi siswa yang memiliki kapasitas smartphone yang rendah, tidak bisa membuka materi pembelajaran tersebut.
Hal itu membuat siswa menjadi malas dalam mengerjakan tugas, dan putus asa dalam mengikuti materi pembelajaran yang diberikan. Terutama bagi siswa yang berasal dari kalangan bawah secara ekonomi. Setelah dijelaskan lewat video pun, ada juga siswa yang tidak paham atau tidak bias membuka video tersebut.
Selain itu, ada guru yang hanya memberikan tugas ke siswa hanya berupa materi saja tanpa menerangkan materi tersebut. Tugas itu pun tidak dalam jumlah sedikit. Hal ini membuat siswa menjadi kesulitan dalam memahami pelajaran karena jumlah tugas yang diberikan terlalu membebani. Maka kebanyakan siswa jadi malas, atau tidak mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
Kondisi itu hingga saat ini membuat banyak siswa yang tidak dapat membuat tugas yang diberikan guru. Terkadang ada juga untuk pelajaran menghitung seperti Matematika, Fisika, dan Kimia untuk menengah atas, guru tidak menerangkan pembelajaran tetapi hanya mencatat. Selanjutnya siswa mempelajari sendiri. Hal ini tentu membuat siswa menjadi terkendala. Sudah diterangkan saja siswa tidak mengerti, bagaimana jika tidak dijelaskan?
Jadi pembelajaran dengan sistem daring yang tidak dikuasai maksimal oleh guru, berdampak buruk terhadap dunia pendidikan. Dikarenakan kebanyakan siswa tidak memiliki smartphone karena tidak memiliki biaya untuk membelinya disebabkan masalah ekonomi. Ditambah pula dengan kondisi jaringan internet yang tidak merata.
Jadi, pembelajaran daring tidak efektif sama sekali, membuat siswa malas dalam mengikuti materi pembelajaran yang diberikan. Bahkan ada kebanyakan siswa yang tidak tahu tentang tugas yang diberikan. Sehingga banyak siswa yang tidak memahami materi yang dipelajari selama masa pandemi Covid-19. (*)
Penulis: Resky Rahmatul Putra, S.Pd.I (SMK Muhammadiyah Batusangkar)