Benturan Budaya Tradisional dan Digitalisasi, Lahirkan Paradigma Baru

ARTIKEL ILMIAH86 Dilihat

WPdotCOM – Interaksi antarmanusia dalam kehidupan, pada dasarnya merupakan perwujudan artikulasi kepentingan-kepentingan individu. Oleh sebab itu, tidak jarang dalam interaksi sosial tersebut terjadi benturan-benturan kepentingan.

Benturan kepentingan itu kadang berakibat pada terjadinya berbagai permasalahan sosial seperti kemiskinan, kriminalitas, dan kesenjangan sosial ekonomi. Pada masa sekarang ini di mana semua serba digital dan online, juga dapat menyebabkan permasalahan baru, baik bagi generasi tradisional maupun generasi digital.

Masalah sosial merupakan suatu fenomena yang memiliki berbagai dimensi. Itulah sebabnya, sulit untuk memperoleh rumusan pengertian yang disepakati semua pihak. Pada umumnya masalah sosial ditafsirkan sebagai suatu kondisi yang tidak diinginkan oleh sebagian besar warga masyarakat, karena tidak sesuai dengan nilai, norma, harapan, ataupun standard sosial yang ada.

Vincent N. Parrillo (dalam Soetomo, 2008) menjelaskan, suatu situasi atau kondisi sosial dapat disebut sebagai masalah sosial apabila terdapat beberapa unsur yaitu:

  1. Kondisi tersebut merupakan masalah yang bertahan untuk suatu periode waktu tertentu. Kondisi yang dianggap sebagai masalah, tetapi dalam waktu singkat lenyap dengan sendirinya, tidak termasuk dalam kategorri masalah social.
  2. Dirasakan dapat menebabkan berbagai kerugian fisik atau nonfisik, baik individu ataupun msyarakat
  3. Merupakan pelanggaran terhadap nilai-nilai atau standart social dari alah satu atau beberapa sendi kehidupan masyarakat
  4. Menimbulkan kebutuhan atau pemecahan

Menurut kamus istilah gartner.com, mendefinisikan bahwa digitalisasi merupakan “penggunaan teknologi digital untuk mengubah sebuah model bisnis dan menyediakan pendapatan baru dan peluang-peluang nilai yang menghasilkan; ini adalah sebuah proses perpindahan ke bisnis digital.” Dan proses digitalisasi merupakan penggunaan teknologi digital dan data yang telah terdigitalisasi, untuk mempengaruhi cara penyelesaian sebuah pekerjaan, mengubah cara interaksi perusahaan dan pelanggan, serta menciptakan aliran pendapatan baru (secara digital).

Digitalisasi menjadi penting adanya karena temuan-temuan manusia tersebut pasti akan berdampak pada perubahan dalam relasi-relasi sosial. “Relasi-relasi sosial menjadi berubah bagi mereka yang mau masuk di dalam era perkembangan terutama digitalisasi. Ada beberapa pola-pola masyarakat yang akan terpengaruh pada era digital ini antara lain relasi masyarakat yang dulu harus dilakukan secara langsung, face to face, maka di era sekarang tidak perlu lagi.

Selain itu, permasalahan yang muncul adalah pekerjaan yang harus dilakukan secara gotong-royong di masa tradisional akan hilang dengan sendirinya pada masa digital. Akan muncul jiwa-jiwa individualis dalam kehidupan sosial, silaturahmi akan terbentuk melalui teknologi, budaya praktis atau instan yang dilakukan kaum milenial juga akan terjadi.

Inilah konteks kehidupan atau proses sosial sebagai konsekuensi dan dampak yang besar, baik itu positif maupun negatif. Proses sosial yang dimaksudkan adalah relasi sosial yang terinterupsi dengan hasil perkembangan dan teknologi digital.

Tidak hanya itu, upaya untuk mengembangkan diri dari komunitas dengan memanfaatkan teknologi digital semakin cepat. Sehingga orang bisa mengakses informasi digital yang dapat mengembangkan kapabilitas kemampuan dari individu tersebut.

Blibli.com
Blibli.com