WARTA PENDIDIKAN – Menjadi seorang kepala sekolah, tentu merupakan tantangan tersendiri dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Sebagai guru yang diberi tugas tambahan tersebut, diiringi oleh tanggungjawab yang tidak sedikit. Berbagai kepentingan pengembangan satuan pendidikan menjadi tanggungjawab yang harus dipikul dan diselesaikan dengan baik, penuh dedikasi, loyalitas, dan semua beban yang melekat dalam jabatan tersebut.
Di samping tugas lain, salah satu tugas pokok kepala sekolah adalah sebagai pemimpin satuan pendidikan. Dalam bidang kepemimpinan ini, kepala sekolah memiliki ragam alur tugas yang serta-merta harus berjalan dalam kesehariannya. Menjabarkan visi misi menjadi target mutu satuan pendidikan merupakan pokok tugas yang harus diemban.
Program Manajerial seorang Kepala Sekolah pada intinya adalah perpaduan dari kemampuan kognitif, kemampuan afektif dan kemampuan psikomotorik. Kepala sekolah terkait dengan pendidikan yang utama dilakukan adalah mengelola manajemennya dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada di sekolah termasuk manusia dan juga sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang bermutu.
Program manajerial atau kepemimpinan seorang kepala sekolah adalah kemampuan personal dalam menjalankan tugas sebagai manajer yang memerankan fungsi-fungsi manajemen, yaitu: 1) kemampuan merencanakan dengan indikator yaitu mampu menyusun dan menerapkan strategi, dan mampu mengefektifkan perencanaan, 2) kemampuan mengorganisasikan dengan indikator mampu melakukan departementalisasi, membagi tanggung jawab dan mampu mengelola personil, 3) kemampuan dan keterampilan melaksanakan tugas dengan indikator yaitu mampu mengambil keputusan, dan mampu menjalin komunikasi, dan 4) kemampuan mengadakan pengawasan dengan indikator mampu mengelola, dan mampu mengendalikan operasional serta mampu menjalankan peranannya sebagai manajer agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Hal ini selaras dengan pendapat (Lazarus, 1986).
Sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah diharapkan memiliki peranan sebagai manajerail dalam menjalankan kewajibannya. Mintzberg (2006: 12), mengemukakan ada tiga peranan utama yang harus dimainkan oleh seorang manajer, yaitu:
Peran Interpersonal
Peran ini berkaitan dengan status dan otoritas seorang menejer dan hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan hubungan antar pribadi bawahan dengan perincian sebagai berikut: a) Sebagai Figurehead, peranan yang sangat dasar dan sederhana dilakukan untuk mewakili lembaga satuan pendidikan yang dipimpinnya dalam setiap kesempatan dan persoalan yang timbul secara formal, b) Sebagai pimpinan (leader), yaitu melakukan hubungan interpersonal dengan yang dipimpin atau bawahan, dan melakukan fungsi-fungsi pokoknya, dan c) Sebagai pejabat perantara (liaison manager), yaitu melakukan interaksi dengan teman sejawat, staf, serta komunikasi orang-orang di luar organisasinya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan dibawa ke dalam lingkungan kepemimpinannya, atau ke dalam satuan pendidikan untuk kemudian dijadikan alat memajukan kepemimpinannya serta kualitas pendidikan itu sendiri.