Launching Radio Edukasi SPENSA Menjawab Tantangan Belajar dari Rumah

Berita Daerah30 Dilihat
Shopee Indonesia
Shopee Indonesia

Lebih lanjut ia memaparkan, ada 200-an anak yang tidak memiliki gadget atau android tetapi memiliki akun. Dari data ini, dirinya menyimpulkan, anak-anak tersebut masuk dalam kategori mengaplikasikan media online dengan gadget milik orang tua atau datangi warnet bahkan meminjam gadget atau android milik teman hanya untuk sekedar mengunggah atau mengupload status facebook atau chattingan. “Anak-anak hanya memiliki akun tetapi tidak memiliki gadget atau android,” ungkapnya.

Fatalnya, guru Bahasa Inggris jebolan Unwira Kupang NTT ini mengatakan, ada sekitar 200-an lebih siswa sisanya yang tidak punya gadget dan tidak bisa mengakses apa-apa. Ia berkesimpulan, sebuah inovasi apabila hanya menolong sebagian warga untuk belajar menjadi tidak bermanfaat karena yang lembaga cita-citakan adalah pembelajaran untuk semua tanpa ada sekat dan batasan sehingga lembaga berpikir yang paling simple adalah radio pendidikan.

Kepala Sekolah SPENSA Nubatukan, Melkior Muda Making, S.Pd sedang membawakan sambutan saat Launching Radio Pendidikan SPENSA FM 99,9 M.Hz

Penulis buku Catatan Harian Sang Pemimpin ini mengutarakan, dengan RP seluruh warga sekolah tidak lagi bergantung pada media android juga pada jaringan internet karena radio sifatnya frekuensi maka diputuskan diambil radio FM 99,9 M.Hz. Lembaga melalui tim teknis RP diantaranya Konradus Roma, Yakobus Kowa, Stanislaus Ramos dan Valdo telah mendesain tower dengan jangkauan frekuensi RP bisa menjangkau kota Lewoleba secara keseluruhan.

Shopee Indonesia

Tim penyiar handal RP FM 99.9 M.Hz yang dimotori Yoakim Make Making, S.Pd alias Jimmy Making selaku Wakasek kesiswaan dan Koordinator Utama Penyiaran dan Yohanes Bala Tolok, S.Pd alias Balton Tolok selaku Anggota Unit Kesiswaan dan Penanggung Jawab Operator Siaran mengawali penyiaran dengan luar biasa.

Setelah beredar kabar akan hadirnya RP di SPENSA, mantan Kepala Sekolah SMPN 4 Nagawutung, Kabupaten Lembata ini mengapresiasi para orangtua yang memberikan tanggapan yang sangat positif terhadap inovasi ini. “Respon para orangtua sangat baik. Atas respon itu, sekolah bahkan langsung menindaklanjuti dengan melakukan sosialisasi pemanfaatan RP ke orang tua yang berlangsung tiga hari dari tanggal 16-18 Juli 2020 tentang bagaimana skema pembelajaran di SPENSA untuk tahapan yang baru ketika belajar dari rumah (BdR) masih berlaku,” imbuhnya.

Menurut alumnus Seminari San Dominggo Hokeng, Kabupaten Flores Timur NTT ini, strategi yang digunakan dalam menerapkan pembelajaran dari rumah tahap kedua ini adalah sekolah menyiapkan modul. Modul belajar itu disiapkan berdasarkan rumpun mata pelajaran. “Sebagai pimpinan saya berharap, modul disusun sesederhana mungkin karena dalam situasi covid anak-anak tidak bisa diberi beban belajar yang banyak apalagi menuntut materi tuntas,” paparnya.

Terkait pengalokasian

Blibli.com
Shopee Indonesia
Blibli.com